Tingkatkan Layanan Tahun 2022 BPJS Kesehatan Semarang Lakukan Berbagai Inovasi dan Digitalisasi
Kepesertaan Wilayah Semarang dan Demak Capai 2.644.532 Jiwa
METROJATENG.COM, SEMARANG – BPJS Kesehatan Cabang Semarang memasuki tahun 2022 dn dalam kurun sembilan tahun mencatat kepesertaan program JKN-KIS di kota Semarang mencapai 95,37% dari total penduduk dan di kabupaten Demak mencapai 86,71%. Sehingga, sampai januari 2022 jumlah peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di wilayah kantor cabang semarang telah mencapai 2.644.532 jiwa.
Pertumbuhan jumlah peserta ini juga diiringi dengan pertumbuhan jumlah fasilitas kesehatan yang bekerjasama. Saat ini Kantor Cabang Semarang telah bermitra dengan 348 FKTP dan 31 FKRTL. Selain itu BPJS Kesehatan juga telah bekerja sama dengan 5 laboratorium, 21 apotek Program Rujuk Balik (PRB) dan 1 Instalasi Farmasi serta 32 Optik.
“Peningkatan mutu pelayanan kesehatan juga digenjot BPJS Kesehatan melalui penguatan jalinan sinergi layanan digital dengan fasilitas kesehatan milik pemerintah maupun swasta, termasuk Integrasi sistem antrian online di FKTP dan di rumah sakit, display ketersediaan tempat tidur dan jadwal operasi di rumah sakit serta kemudahan layanan komunikasi antara dokter dan pasien melalui Mobile JKN Faskes”, tutur Kepala BPJS Kesehatan Cabang Semarang, Andi Ashar.
Pandemi Covid-19 tidak menghalangi BPJS Kesehatan Cabang Semarang untuk terus berkarya dan mengembangkan berbagai terobosan untuk mengakomodir kebutuhan peserta JKN-KIS. Selain Pelayanan Administrasi melalui Whatsapp (Pandawa) sebagai salah satu kanal digital BPJS Kesehatan melalui nomor 081229456210, BPJS Kesehatan Cabang Semarang meluncurkan “Punakawan” (Panduan Umum Pendaftaran Karyawan) melalui whatsapp dengan fitur pendaftaran badan usaha, cari relation officer (RO) Online dan tutorial Mobile JKN.
BPJS Kesehatan juga meluncurkan “Pedangsari’ (Pelayanan Daring Sehari Jadi) sebagai layanan daring secara visual. Sehingga peserta tetap dapat merasakan pelayanan tatap muka bersama petugas BPJS Kesehatan.
Ditambahkan Andy dalam hal pencegahan risiko penyakit diabetes mellitus, BPJS Kesehatan juga memperkenalkan program “Perkasa” (Pemeriksaan Berkala Cegah Obesitas) yang merupakan inovasi kolaborasi bersama Dinas Kesehatan yang didukung oleh IDI, PKFI dan Asklin. Program ini menyasar peserta JKN-KIS usia diatas 17 tahun, karena untuk usia dibawah 17 tahun sudah diampu oleh Puskesmas dalam Program Posyandu Remaja
“Obesitas menjadi awal terjadinya penyakit degeneratif seperti Penyakit Jantung, Stroke, Hipertensi, Diabetes Mellitus, kanker, infertilitas, tentunya akan memberikan dampak finansial yang cukup besar dalam program JKN-KIS, sehingga kami berupaya melakukan deteksi dini agar kondisi kesehatan peserta sudah terpantau”, tambah Andi.
Program REHAB
Untuk mendongkrak kolektibilitas iuran, tentunya BPJS Kesehatan telah menyiapkan Program REHAB (Rencana Pembayaran Bertahap) yang memberikan keringanan dan kemudahan bagi peserta segmen PBPU dan BP/ Peserta Mandiri yang memiliki tunggakan iuran antara 4-24 bulan untuk dapat melakukan pembayaran iuran secara bertahap maksimal 12 kali pembayaran. Peserta yang menunggak bisa mengikuti program ini dengan mengakses fitur “Rencana Pembayaran Bertahap” pada aplikasi Mobile JKN.
“Hingga saat masih ada tunggakan sekitar Rp 165 miliar dari peserta mandiri. Peserta Mandiri tidak perlu khawatir karena adanya program REHAB peserta mandiri dapat mengangsur tunggakannya, dan setelah tunggakan lunas, Faskes yang dimiliki dapat digunakan kembali,” jelas Andi.
Menurut Andy dalam upaya meningkatkan pelayanan tahun ini berbagai inovasi diluncurkan BPJS Kesehatan. Keberhasilan dan keberlangsungan program JKN selain dukungan dari stakeholders tentunya perlunya dukungan generasi muda sebagai agent of change.
Dalam kurun waktu 8 Tahun BPJS Kesehatan telah menggandeng berbagai instansi pendidikan diantaranya UNNES, UNDIP, Akademi Kepolisian Republik Indonesia, Poltekkes Kementerian kesehatan Semarang, IAIN Walisongo Semarang, Universitas PGRI Semarang serta UNISSULA. Kerjasama yang terjalin diharapkan peran generasi muda akan lebih terasa dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya program JKN ini.(tya