Waspada! Makanan Tinggi Garam Diam-Diam Tingkatkan Risiko Tekanan Darah dan Penyakit Jantung
METROJATENG.COM, SEMARANG – Siapa sangka, makanan yang tampak lezat dan menggugah selera seperti mi instan, camilan gurih, hingga keju ternyata bisa menjadi “musuh dalam selimut” bagi kesehatan jantung. Kandungan garam yang tinggi dalam makanan-makanan tersebut berpotensi meningkatkan tekanan darah dan memicu berbagai penyakit serius bila dikonsumsi berlebihan.
Garam sejatinya bukan zat berbahaya. Ia merupakan mineral penting yang tersusun dari natrium (sodium) dan klorida, berperan menjaga keseimbangan cairan, mendukung kerja saraf, dan membantu kontraksi otot tubuh. Namun, semua manfaat itu hanya bisa diperoleh jika dikonsumsi dalam batas wajar, tidak lebih dari satu sendok teh garam atau sekitar 1.500 miligram natrium per hari.
Yang mengejutkan, makanan tinggi garam tidak selalu terasa asin. Banyak produk olahan mengandung bahan tambahan seperti MSG, baking soda, natrium fosfat, hingga natrium nitrit yang semuanya meningkatkan kadar garam total dalam tubuh.
Berikut beberapa makanan yang patut diwaspadai:
-
Makanan cepat saji
Sebungkus mi instan bisa mengandung hingga 950 mg natrium, sementara satu porsi ayam goreng cepat saji mencapai 2.100 mg. Pizza, hamburger, hingga kentang goreng pun masuk kategori ini. -
Makanan kaleng
Kornet, ikan kaleng, dan bahkan sayuran dalam kaleng memiliki kandungan natrium antara 200–700 mg per porsi. Setengah cangkir sayur kalengan saja bisa menyumbang 350–500 mg natrium. -
Produk olahan susu
Keju, mentega, dan margarin mengandung 60–400 mg natrium per 30–50 gram. Jika tak ingin berlebihan, pilihlah produk berlabel unsalted atau rendah garam. -
Camilan gurih
Keripik, kacang asin, jamur krispi, kulit ayam goreng, hingga gorengan bisa menyumbang hingga 400 mg natrium per porsi, apalagi jika ditambah bumbu perasa. -
Sereal instan dan biskuit
Makanan sarapan yang tampak sehat ini sering kali menipu. Satu porsi sereal instan bisa mengandung 200–300 mg natrium, sedangkan pancake atau donat mencapai 800 mg per porsi.
Bijak Mengatur Pola Makan
Membatasi asupan garam bukan berarti harus berhenti makan enak. Ada banyak cara sederhana untuk mengontrolnya, seperti mengurangi penggunaan garam saat memasak, membaca label gizi pada kemasan, serta memperbanyak konsumsi buah dan sayur segar.
Prinsipnya, semakin alami makanan yang kita konsumsi, semakin kecil risiko kelebihan garam. Dengan pola makan seimbang dan kesadaran terhadap bahaya garam tersembunyi, masyarakat bisa menjaga tekanan darah tetap stabil dan jantung tetap sehat, tanpa harus mengorbankan cita rasa di meja makan.
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.