Sejak 1980, Warga Dusun Pakisan Nikmati Aliran Air Tanpa Listrik Berkat Pompa Hidram Ramah Lingkungan
METROJATENG.COM, MAGELANG – Di tengah derasnya arus modernisasi dan ketergantungan pada listrik, warga Dusun Pakisan, Desa Podosoko, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang, justru menunjukkan kearifan lokal dalam pemanfaatan teknologi sederhana yang luar biasa, yaitu pompa hidram.
Sejak lebih dari empat dekade lalu, tepatnya tahun 1980, warga telah menggunakan pompa hidram untuk mengalirkan air dari mata air alami menuju bak penampungan yang terletak di dataran lebih tinggi, tanpa bantuan listrik sedikit pun.
Teknologi ini bekerja hanya dengan memanfaatkan tekanan air alami, menjadikannya solusi ramah lingkungan yang tak hanya hemat energi, tapi juga terbukti andal hingga kini.
“Dua unit pompa hidram itu masih bekerja dengan baik sampai sekarang. Alhamdulillah, kebutuhan air bersih warga bisa terpenuhi setiap hari,” ungkap Sukidi (50), warga RT 16/RW 05 Dusun Pakisan.
Pompa hidram yang terbuat dari pipa besi berdiameter 3 inci ini mampu mengalirkan air sejauh lebih dari 2 kilometer, bahkan ke ketinggian sekitar 4 meter. Dari bak penampungan tersebut, air didistribusikan langsung ke rumah-rumah warga melalui jaringan pipa.
Saat ini, sekitar 160 jiwa dari 50 kepala keluarga menikmati aliran air bersih yang mengalir tanpa henti setiap hari — untuk mandi, memasak, mencuci, hingga menyiram tanaman. Uniknya, sumber air yang digunakan tidak pernah kering, bahkan di musim kemarau.
Lebih dari sekadar kebutuhan rumah tangga, air bersih dari pompa hidram ini juga menjadi penyelamat lahan pertanian. Tak jarang, warga dari desa tetangga datang membawa jerigen menggunakan mobil pikap atau sepeda motor untuk ikut mengambil air saat musim kemarau melanda.
Kepala Desa Podosoko, Warjana, menjelaskan bahwa mata air yang dimanfaatkan terletak di lahan milik salah satu warga yang bersedia mengizinkan pemanfaatannya secara bersama-sama. Warga hanya dikenai retribusi tahunan sebesar Rp30.000, biaya ini digunakan untuk perawatan jaringan pipa dan perbaikan pompa, seperti penggantian klep yang rusak.
“Harapan kami, ke depan sumber air ini bisa dihibahkan menjadi aset desa agar pengelolaannya lebih jelas dan terjamin keberlanjutannya,” ujarnya.
Dengan semangat gotong royong dan inovasi sederhana, Dusun Pakisan memberi teladan bahwa ketahanan air bersih tak selalu bergantung pada teknologi canggih, melainkan pada kepedulian, kolaborasi, dan kesadaran lingkungan yang tinggi.
Comments are closed.