Metro Jateng
Berita Jawa Tengah

Griya Mas Guru, Sensasi Jamu Kuno dalam Sentuhan Kekinian dan Kaya Manfaat

METROJATENG.COM, MAGELANG – Siapa bilang jamu hanya untuk orang tua. Di tangan kreatif Griya Mas Guru, jamu kuno yang dulu identik dengan rasa pahit dan kesan kuno, kini tampil dalam versi kekinian yang digemari semua kalangan, dari anak muda sampai wisatawan asing.

Terletak di Dusun Ngadisalam, Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, kedai ini bukan sekadar menjual minuman herbal. Ia menyajikan pengalaman otentik, mengajak pengunjung menyesap nostalgia Jawa tempo dulu dalam balutan rasa yang baru dan inovatif.

Itur Yuliastik, pengelola Griya Mas Guru, menjelaskan bahwa setiap racikan jamu yang mereka tawarkan diramu melalui proses panjang yang higienis dan penuh perhatian. Hasilnya, minuman sehat ini bisa bertahan hingga satu tahun tanpa kehilangan khasiatnya.

“Rahasianya ada di proses pencucian yang benar-benar bersih dan tahapan peracikan yang detail. Itu yang membuat produk kami awet dan tetap berkualitas,” ujar Itur.

Dengan lebih dari 50 varian jamu dan wedang rempah, Griya Mas Guru menghadirkan menu yang tak hanya menyehatkan, tapi juga menyenangkan. Ada delapan varian untuk konsumsi harian, 20 untuk pencegahan penyakit, dan bahkan 20 jenis teh rempah yang dibuat dari bahan dapur seperti jahe, sereh, hingga daun mint.

Uniknya, semua menu adalah hasil ciptaan sendiri. Tak heran jika rasa dan manfaatnya berbeda dari jamu kebanyakan. Misalnya, wedang bledhek yang menjadi favorit, memiliki sensasi “menggelegar” dari kombinasi pedas dan rempah, atau kopi bledhek yang dibuat dari kopi lanang, kopi khas yang dipercaya meningkatkan vitalitas.

“Ada juga wedang uros atau uwuh rosella yang punya rasa segar dan warna merah alami dari bunga rosella. Minuman ini banyak diminati karena khasiat dan tampilannya yang estetik,” tambah Itur.

Untuk penikmat praktis, tersedia pula versi serbuk dari berbagai varian, tinggal diseduh tanpa ribet. Harganya sangat ramah di kantong, hanya Rp 10.000Rp 15.000 per sajian.

Namun Griya Mas Guru tak hanya menjual minuman. Ia juga menyimpan sejarah. Nama “Mas Guru” dipilih sebagai penghormatan kepada almarhum Eyang Guru, Sutrisno, ayah dari Agung Taufik, pemilik sekaligus penerus rumah warisan tersebut. Rumah tua ini kini disulap menjadi kedai yang sarat nuansa etnik, lengkap dengan perabot kuno yang masih terawat rapi.

Setiap pengunjung yang datang ke sini akan merasakan sensasi hangat dari suasana pedesaan Jawa, disambut ramuan jamu yang tak hanya menghangatkan tubuh tapi juga hati. Griya Mas Guru bukan hanya tempat menikmati minuman, melainkan tempat menyeduh kenangan dan mencicipi tradisi yang dihidupkan kembali dengan semangat baru.


Comments are closed.