Permudah Layanan Publik, Pemkab Rembang Perkuat Digitalisasi Desa
METROJATENG.COM, REMBANG – Pemkab Rembang terus berupaya mendorong digitalisasi desa, untuk mempermudah pelayanan publik, sekaligus juga membuka peluang perkembangan ekonomi desa. Saat ini tercatat, enam desa di Kabupaten Rembang dinyatakan lolos mengikuti penilaian digitalisasi pemerintahan desa di tingkat provinsi.
Kepala Bidang Pengembangan dan Penataan Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinpermades) Kabupaten Rembang, Bambang Priyantoro mengatakan, sebelumnya ada sembilan desa yang diusulkan untuk dilakukan penilaian. Tetapi, baru enam desa yang telah dinilai oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
“Baru enam desa yang dilakukan penilaian. Tiga desa pada tahun 2024, yaitu Desa Sambian, Dresi Wetan, dan Punjulharjo. Tiga desa lainnya pada 2025,” jelasnya.
Bambang menyampaikan, meskipun baru enam desa yang dinilai, banyak desa lain di Kabupaten Rembang yang juga memenuhi kriteria digitalisasi.
“Sebetulnya banyak desa yang masuk kriteria klasifikasi digital, tapi provinsi hanya meminta enam desa untuk dinilai, sehinga kita memilih yang terbaik untuk dilombakan,” ucapnya.
Lebih lanjut Bambang menyampaikan pentingnya digitalisasi desa sebagai upaya untuk mempermudah akses layanan publik dan menciptakan peluang ekonomi. Menurutnya, digitalisasi desa, tidak hanya berlaku pada pemerintahan desa, tetapi juga mencakup sektor ekonomi, pertanian, budaya, dan lainnya.
“Digitalisasi desa ini bukan hanya soal pemerintahan, tetapi juga ruang-ruang ekonomi, pertanian, dan budaya. Kami mendorong agar semua sektor menuju digitalisasi,” katanya.
Sebagai informasi, penilaian klasifikasi digitalisasi pemerintah desa dilakukan berdasarkan empat kategori, yakni inisiasi, berkembang, maju, dan digital. Setiap kategori memiliki rentang nilai, yaitu inisiasi (10-40 poin), berkembang (41-70 poin), maju (71-90 poin), dan digital (91-100 poin). Sedangkan aspek yang dinilai dalam penilaian itu, meliputi infrastruktur digital, masyarakat digital, pemerintahan digital, dan ekonomi digital.
Comments are closed.