Dinsospermasdes Banyumas Gencarkan Kolaborasi Untuk Kembangkan Wisata Kawasan Pedesaan
BERITA ADVETORIAL
METROJATENG.COM, PURWOKERTO – Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinsospermasdes) Kabupaten Banyumas terus berkomitmen mendorong terciptanya kolaborasi dalam pengembangan wisata kawasan pedesaan. Langkah ini diyakini akan mendongkrak sektor pariwisata sekaligus mengangkat potensi lokal yang ada di masing-masing desa, sehingga perekonomian desa juga berkembang.
Menurut Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa Dinsospermasdes Kabupaten Banyumas, Joko Nova Arianto, saat ini sudah terbentuk tiga kawasan pedesaan unggulan di Kabupaten Banyumas. Kawasan tersebut meliputi Desa Windujaya, Kalisalak, Baseh, dan Melung di kawasan pedesaan Wikabalung; Desa Klinting, Kemawi, Tangeran di kawasan pedesaan Kendeng; serta kawasan DAS Serayu yang melibatkan beberapa desa, antara lain Piasa Kulon, Kanding, Sokawera, dan Plana.
“Kawasan pedesaan ini dirancang untuk mendorong desa-desa di wilayah tersebut saling berkolaborasi mengembangkan potensi yang dimiliki masing-masing desa, sehingga tercipta kawasan wisata yang lebih komprehensif dan menarik untuk dikunjungi,” ujar Joko Nova.
Setiap kawasan pedesaan tersebut memiliki keunikan dan potensi tersendiri. Misalnya, kawasan pedesaan Kendeng yang dikenal dengan potensi gula kelapa, agroindustri, serta potensi wisata alam di Desa Melung dan produk kapulaga yang berpotensi besar.

Kolaborasi Antar Desa dan OPD
Kolaborasi yang dibangun tidak hanya antar desa saja, tetapi juga melibatkan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. OPD seperti Dinas Pekerjaan Umum (DPU) turut berperan aktif dengan mengalokasikan anggaran untuk perbaikan infrastruktur jalan menuju kawasan wisata pedesaan. Selain itu, OPD lain juga mengalokasikan dana untuk pelatihan pengolahan produk lokal dan pengelolaan kawasan wisata, serta ada juga OPD yang membuka kran pemasaran produk unggulan desa, supaya lebih meluas.
Dinsospermasdes juga memberikan pendampingan dalam pembentukan dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesma) yang bertugas mengelola kawasan wisata pedesaan. Joko Nova menambahkan, melalui peran BUMDesma, diharapkan kolaborasi antara desa dapat berjalan dengan baik, meminimalisir persaingan yang tidak sehat, dan memperkuat sinergi antar desa.
“Dengan BUMDesma, kita berharap dapat menciptakan iklim yang saling mendukung antar desa, misalnya produk dari desa A bisa dipasarkan di desa B yang memiliki potensi wisata lebih besar, begitu pula sebaliknya,” jelasnya.

Keunikan Wisata Pedesaan
Salah satu keunggulan wisata kawasan pedesaan ini adalah keterlibatan langsung pengunjung dalam kegiatan masyarakat desa. Wisatawan dapat merasakan pengalaman bercocok tanam bersama warga, terlibat dalam produksi makanan lokal, hingga berpartisipasi dalam kesenian tradisional. Hal ini tidak hanya menjaga kearifan lokal tetapi juga memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi pengunjung.
Meskipun kolaborasi telah terjalin baik antar desa dan OPD, masih ada tantangan yang perlu diatasi, salah satunya adalah keterbatasan sarana dan prasarana. Joko Nova menegaskan bahwa pihak BUMDesma harus memastikan wisatawan tidak merasa kecewa dengan fasilitas yang ada, sembari memberikan penjelasan mengenai kondisi sarana dan prasarana yang mungkin masih terbatas.
“Prinsip utama dari wisata kawasan pedesaan ini adalah ‘Datang sebagai tamu, pulang sebagai saudara’. Oleh karena itu, meski ada keterbatasan, kami ingin agar pengunjung merasa diterima dengan baik dan memperoleh pengalaman yang berkesan,” tutup Joko Nova.
Dengan adanya kolaborasi yang terus diperkuat, diharapkan wisata kawasan pedesaan Banyumas semakin berkembang dan mampu menarik lebih banyak pengunjung, sekaligus mendukung pemberdayaan ekonomi lokal.
Comments are closed.