Gula Kelapa Banyumas Rambah 5 Benua, PT Hugo Inovasi Perluas Lahan Pertanian Organik
METROJATENG.COM, BANYUMAS – Potensi gula kelapa Banyumas sangat besar, terbukti melalui PT Hugo Inovasi yang berlokasi di Desa Tumiyang, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas, produksi gula kelapa Banyumas mampu merambah pasar hingga 5 benua, yaitu Eropa, Australia, Asia, Amerika dan Afrika.
Direktur PT Hugo Inovasi, Astin Atsna mengatakan, rata-rata produksi gula kelapa organik sampai 2 ton per hari. Meskipun begitu, pihaknya baru bisa memenuhi permintaan kisaran 50 – 60 ton per bulan. Dan masih banyak permintaan yang terpaksa harus ditunda pengirimannya.
“Permintaan pengiriman ekspor gula kelapa organik sampai 170 ton per bulan, dan kita baru mampu memenuhi kurang dari separuhnya. Sehingga peluang pasar masih terbuka lebar”, tutur ibu tiga anak ini.
Lebih lanjut Astin menjelaskan, untuk dapat meningkatkan pengiriman gula kelapa, pihaknya harus melakukan perluasan lahan, hanya saja lahannya harus organik, mengingat seleksi produk cukup ketat untuk bisa merambah pasar ekspor.
Sebelumnya, PT Hugo Inovasi memiliki 450 orang petani binaan di Kebasen dan Binangun. Dan untuk meningkatkan produksi, tahun ini perluasan lahan bertambah, dengan merekrut 450 orang petani di wilayah Kecamatan Patikraja, Rawalo dan Cilongok.
“Perluasan lahan pertanian ini, tentu butuh kerja keras, karena petani harus didampingi untuk bisa menghasilkan produk organik. Mengubah kebiasaan petani dari pertanian konvensional ke organik, serta mengubah produksi gula cetak ke gula semut itu tidak mudah. Butuh pendampingan dan kesabaran ektra”, terangnya.
Selama proses perluasan lahan ini, lanjutnya, ada tim dari PT Hugo Inovasi yang setiap hari turun untuk mendampingi para petani pada tiga kecamatan tersebut.
Sertifikasi Lahan
Astin memaparkan, untuk menghasilkan produk gula kelapa organik, tidak hanya pohonnya yang harus organik, dengan tidak menggunakan pupuk kimia, tetapi lahan pertaniannya juga harus dijaga. Sehingga yang dilalukan adalah sertifikasi kawasan.
“Kita memiliki peta, kawasan mana saja yang sudah organik dan yang belum, dalam satu kawasan yang sudah tersertifikasi organik, maka semua tanaman yang ada di dalamnya termasuk kategori organik”, jelasnya.
Seiring bertambahnya luasan lahan serta petani binaan, istri dari anggota DPRD Banyumas, Wawan Yuwanda ini juga berharap, tahun depan bisa ada peningkatan pengiriman. Sebab, produksi gula kelapa organik ini, dampaknya juga sangat dirasakan para petani, dimana kesejahteraan mereka meningkat, karena mendapatkan harga pembelian yang bagus.
Saat ini harga gula kelapa cenderung stabil, yaitu pada angka Rp 20.000 per kilogram di tingkat petani. PT Hugo Inovasi yang sudah beroperasi sejak Tahun 2019 ini, juga mangalami masa sulit saat pandemi covid lalu. Selain permintaan dan produksi menurun akibat banyak diterapkan lockdown, harga gula kelapa juga jatuh sampai dengan Rp 17.000 per kilogram.