Metro Jateng
Berita Jawa Tengah

Komisi IX DPR RI : Gelombang PHK Akan Lahirkan Generasi Cemas

0

METROJATENG.COM, JAKARTA – Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher mendesak pemerintah segera mengatasi gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang tengah terjadi saat ini. Jika tidak segera diatasi, dikhawatirkan ke depan akan melahirkan generasi cemas.

Netty menyebut, pembiaran terhadap masalah badai PHK juga akan berdampak pada masa depan bangsa, karena tingginya angka pengangguran dapat mempengaruhi perekonomian masyarakat. “Alih-alih generasi emas, yang ada justru banyaknya PHK akan melahirkan generasi cemas”, tegasnya.

Pemerintah, lanjutnya, harus segera membuat kebijakan yang mendorong dan mendukung perusahaan agar dapat menjalankan usahanya lebih sehat. Sebab, berdasarka data dari Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker), badai PHK mulai terlihat sejak tahun lalu di mana pada periode Januari-November 2023 terdapat 57.923 orang tenaga kerja yang terkena PHK. Gelombang PHK ini sebagan besar terjadi pada sektor manufaktur, tekstil, garmen hingga sektor jasa seperti restoran dan kafe.

“Pemerintah jangan tenang-tenang saja, seolah tidak ada masalah. Salah satu faktor yang menyebabkan tumbangnya  industri tekstil dan garmen dalam negeri adalah tidak kuat bersaing dengan barang impor China. Impor barang dari China harus diawasi dan diperketat”,  ungkap Netty.

Produk Impor

Alasan tidak kuat bersaingnya produk dalam negeri dengan produk impor China, karena kurangnya permintaan  yang menyebabkan merosotnya produksi dalam tiga tahun terakhir. Karenanya, pemerintah harus melakukan pembenahan regulasi mengingat produsen dari China bisa menjual produk dengan harga yang lebih murah, karena adanya subsidi dan kemudahan aturan dari pemerintah China.

“Harus diwaspadai juga adanya praktik jual dan impor ilegal yang masuk ke Indonesia. Kita harus cek bagaimana regulasi di  Indonesia. Sebab jika kondisi ini dibiarkan, tentu gelombang PHK akan semakin besar”, jelasnya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.