Penerimaan APBN Jawa Tengah Hingga Juli 2024 Capai Rp64,94 triliun
METROJATENG.COM, SEMARANG. Penerimaan APBN Jawa Tengah hingga Juli 2024 mencapai Rp64,94 triliun (54,18% dari target). Sedangkan realisasi belanja APBN mencapai Rp64,11 triliun (48,74% dari pagu), sehingga terdapat surplus Rp825,13 miliar.
Kepala Kanwil DJPb Jawa Tengah Muhdi, menyampaikan kinerja penerimaan masih tumbuh positif didukung kinerja kegiatan ekonomi yang baik. Penerimaan Perpajakan terdiri dari penerimaan Pajak dan Kepabeanan dan Cukai. Tercatat penerimaan Pajak Rp30,84 triliun (57,27% dari target) tumbuh 11,81% (yoy) dan Kepabeanan dan Cukai Rp30,08 triliun (49,49% dari target) tumbuh 16,65%. Adapun realisasi PNBP mencapai Rp4,02 triliun (77,01% dari target) tumbuh 2,97% (yoy).
“Realisasi belanja K/L telah mencapai Rp22,99 T (50,30% dari pagu), secara nominal tumbuh 17,43% (yoy). Seluruh jenis belanja secara nominal tumbuh, tertinggi belanja bansos sebesar 29,36% sedangkan yang terendah belanja Modal sebesar 13,60% (yoy),” tambahnya.
Hadir dalam acara tersebut Kepala Perwakilan Kemenkeu Jawa Tengah Tri Wahyuningsih Retno Mulyani sekaligus Kepala Kanwil DJKN Jateng dan DIY, bersama Kepala Kanwil DJPb Jawa Tengah Muhdi, Kepala Kanwil DJP Jateng I Max Darmawan, Kepala Kanwil DJP Jateng II Slamet Sutantyo, serta Kepala Kanwil DJBC Jateng dan DIY Akhmad Rofiq.
Sedangkan pada APBD, pendapatan daerah di Jawa Tengah sampai dengan 31 Juli 2024 mencapai Rp62,97 triliun (56,01% dari target) tumbuh Rp3,22 triliun atau 5,39% (yoy). Realisasi TKD mencapai Rp41,12 triliun (59,67% dari alokasi pagu), tumbuh Rp1,43 triliun (3,61% yoy). TKD menyumbang 65,3% terhadap Pendapatan Daerah. Realisasi belanja APBD Rp55,99 triliun (48,03% dari pagu) naik Rp9,06 triliun (19,30% yoy). Komponen belanja seluruhnya tumbuh positif, kecuali belanja bantuan sosial. Hingga Juli 2024 masih terdapat surplus Rp6,98 triliun, turun 45,53% (yoy).
Sesuai dengan fungsinya sebagai Trade Facilitator dan Industrial Assistance, Kemenkeu melalui Ditjen Bea dan Cukai memberikan dukungan terhadap dunia industri dan perdagangan yang menjadi aspek penting dalam menjaga pertumbuhan ekonomi dan usaha nasional.
Hal ini diperlukan untuk mendukung pelaku usaha, menjamin ketersediaan bahan baku dan kelancaran industri dalam negeri yang berorientasi ekspor, serta memperlancar arus keluar masuknya barang untuk menciptakan harga jual produk hasil produksi kompetitif secara global khususnya pada Provinsi Jawa Tengah, di antaranya melalui pembentukkan Kawasan Berikat (KB) dan fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE).
Kinerja APBN Jawa Tengah pada triwulan II 2024 terus melanjutkan kinerja baik APBN triwulan sebelumnya dengan momentum pertumbuhan ekonomi yang stabil. Pemerintah terus memantau dampak perekonomian dan kesinambungan fiskal untuk kesejahteraan di Jawa Tengah. (tya)