Metro Jateng
Berita Jawa Tengah

Waspada DBD! Kemenkes Catat Sepanjang 2024 Sudah Ratusan Orang Meninggal Akibat DBD

METROJATENG.COM, JAKARTA – Kementrian Kesehatan (Kemenkes) mencatat sepanjang Tahun 2024, sudah terjadi puluhan ribu kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), dengan korban meninggal mencapai 621 orang. Masyarakat diminta untuk mewaspadai DBD di musim kemarau ini.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Imran Pambudi mengatakan, dari Januari hingga Mei 2024, tercatat ada 88.593 kasus DBD dan 612 diantaranya meninggal dunia. Kasus DBD menyebar pada 456 kabupaten.kota di 3 propinsi. Sedang untuk korban yang meninggal terjadi pada 174 kabupaten/kota dari 28 propinsi.

“Musim kemarau ini meningkatkan frekuensi gigitan nyamuk. Sebab, nyamuk akan sering menggigit ketika suhu meningkat. Jika pada suhu 20 derajat celcius nyamuk hanya akan menggigit 2 kali sehari, tetapi pada suhu 25 derajat celcius nyamuk bisa menggigit hingga 5 kali sehari”, ungkapnya.

Lebih lanjut dr. Imran memaparkan, kasus DBD di Indonesia mengalami pemendekan siklus, yang mengakibatkan peningkatan Incidence Rate (IR) dan penurunan Case Facility Rate (CFR). Kasus DBD berhasil diturunkan sekitar 35% pada 2023 dan awal 2024. Kendati demikian, pada minggu ke-22 2024, kasus DBD kembali mengalami kenaikan mencapai 119.709 kasus. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan total kasus DBD pada 2023 yang mencapai 114.720 kasus.

“Jumlah kasus DBD saat ini sudah lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah kasus di tahun 2023 pada periode yang sama”, jelasnya.

Meskipun kasus DBD meningkat, jumlah kasus kematian akibat DBD menunjukkan penurunan. Pada 2023, jumlah kematian akibat DBD mencapai 894 kasus, sedangkan pada 2024 minggu ke-22 terdapat 777 kasus kematian.

“Kunci penanganannya yang saya lihat di DKI ini, begitu terdeteksi demam berdarah langsung masuk rumah sakit untuk diopname karena kalau pulang akan susah dilakukan monitoring, yah, monitoring kebocoran cairannya itu susah. Itulah kunci untuk menurunkan case facility rate seminimal mungkin”, katanya.

Usia Anak

Imran menjelaskan, berdasarkan data distribusi kasus DBD sesuai kelompok umur dalam tiga tahun terakhir, kelompok umur 15 hingga 44 tahun merupakan kelompok yang paling banyak terkena DBD dalam tiga tahun terakhir. Sedangkan, untuk kasus kematian akibat DBD dalam tujuh tahun terakhir, kelompok umur 5 hingga 14 tahun merupakan yang paling rentan.

“Kalau kita melihat dari kasusnya kita bisa lihat anak-anak memang lebih rentan untuk menjadi lebih buruk kondisinya”, lanjut dr. Imran.

Pada 2024, terdapat lima kabupaten/kota dengan jumlah kasus DBD tertinggi, yaitu Bandung, Depok, Tangerang, Jakarta Barat dan Jakarta Timur. Sementara itu, terdapat lima kabupaten/kota dengan jumlah kasus dengan IR tertinggi, yaitu Kendari, Gianyar, Kutai Barat, Klongkong dan Tomohon.

Kasus kematian DBD terbanyak pada 2024 terjadi di lima kabupaten/kota, yaitu Bandung, Klaten, Subang, Kendal, dan Jepara. Sedangkan CFR tertinggi terdapat di lima kabupaten/kota yaitu Tidore Kepulauan, Purworejo, Mandailing, Barru, dan Surakarta.

Comments are closed.