Terakreditasi Unggul, UIN Saizu Purwokerto Perluas Jejaring Internasional
METROJATENG.COM, PURWOKERTO – Setelah meraih predikat akreditasi unggul dari Badan Akreditasi Nasional (BAN), Universitas Islam Negeri Prof.KH Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto terus memperluas jejaring internasionalnya. Tahun ini, MoU dengan 10 negara sudah dilakukan dan akan ada penambahan 27 mahasiswa asing dari berbagai negara.
Rektor UIN Saizu, Prof.Dr.H.Ridwan MAg mengatakan, akreditasi unggul merupakan capaian sejarah baru dalam perjalanan kampus UIN Saizu. Sekaligus juga menjadi gambaran tentang pelayanan pendidikan di UIN dengan kualifikasi unggul.
“Ini menjadi sejarah baru, sekaligus juga menjadi tantangan bagi kita untuk meneguhkan dan mengembangkan keunggulan kampus”, kata Rektor saat berbuka puasa bersama wartawan.
Lebih lanjut Rektor menyampaikan, kampus unggul harus mendapat rekognisi dari dunia internasional. Antara lain dalam bentuk publikasi karya-karya ilmiah para dosen dan mahasiswa serta alumni yang terpublikasi di jurnal internasional.
Selain itu lanjutnya, dalam konteks internasional juga harus memperluas jejaring dengan perguruan tinggi luar negeri. Saat ini UIN Saizu sudah melaksanakannya dengan semua negara di Asia Tenggara. Seperti Thailand, Malaysia, Brunai Darussalam, Filipina, Kamboja dan lainnya.
“Kita sudah melakukan MoU dengan hampir semua negara di Asia Tenggara. Dan penguatan jaringan internasional juga dengan penambahan mahasiswa asing. Untuk tahun ini, ada 27 mahasiswa asing baru yang berasal dari 10 negara, mereka akan menuntut ilmu di UIN Saizu Purwokerto. Antara lain mahasiswa dari Malaysia, Filipina, Thailand, Afganistan, Arab Saudi, Banglades, Yaman, Brunai Darussalam dan lainnya”, kata Prof Ridwan.
Dan yang tidak kalah pentingnya adalah akreditasi prodi dari lembaga akreditasi internaisional.
Kekhasan Keilmuan
Selain memperluas jejaring internasional, UIN Saizu juga berkomitmen membangun keilmuan yang terintegrasi, antara ilmu umum dengan ilmu agama. UIN Saizu sudah mempunyai kontruksi paragidma keilmuan jabalul hikmah. Dan dari sisi kajian keislaman, UIN Saizu juga berkomitmen menguatkan kajian islam yang berbasis pada budaya lokal atau budaya penginyongan Banyumas.
“Dari berbagai riset para dosen serta mahasiswa, harus mengarus utamakan aspek-aspek penginyongan. Saya sendiri dalam tiga tahun terakhir juga juga melakukan riset penginyongan, seperti jaringan ulama penginyongan, kemudian partai politik Islam penginyongan”, tutur Prof, Ridwan.
Bahkan saat ini, UIN Saizu sudah memiliki museum penginyongan serta pojok penginyongan berada di area perpustakaan. Harapannya, ke depan siapapun yang akan melakukan kajian tentang penginyongan, destinasi studinya hanya ada di UIN Saizu.