Bupati Semarang Sebut, Relokasi Warga Terdampak Bendungan Jragung Tunggu Sarpras Tersedia
METROJATENG.COM, SEMARANG – Bupati Semarang, Ngesti Nugraha menyatakan, relokasi sebanyak 82 warga Dusun Kedung Glatik, Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang yang terdampak pembangunan proyek Bendungan Jragung akan dilakukan setelah sarana dan prasarana tersedia. Mulai dari sarana air bersih hingga listrik.
“Sarpras harus dipenuhi terlebih dahulu, baru dilakukan relokasi, seperti sarana air bersih, instalasi listrik harus ada dulu”, jelasnya.
Bupati Ngesti menyampaikan, lahan relokasi juga harus disiapkan terlebih dahulu dan harus memadai, serta dilengkapi fasilitas umum seperti tempat ibadah, jalan penghubung dan lainnya.
“Sarana pendukung dan fasilitas umum juga harus dilengkapi”, tegasnya.
Sebagaimana diketahui, Pemkab Semarang telah menyiapkan lahan seluas 2,3 hektare, sebagai tempat relokasi 82 warga yang terdampak pembangunan Bendungan Jragung. Lahan seluas 2,3 hektare tersebut akan dibagi menjadi 82 kapling, dengan luas masing-masing 140 meter persegi.
Proyek pembangunan Bendungan Jragung mulai dikerjakan sejak tahun 2020. Proyek yang masuk Proyek Stategis Nasional (PSN) ini dibangun dengan tujuan untuk menyuplai kebutuhan air irigasi dan sumber air baku di empat wilayah, yaitu Kabupaten Semarang, Demak, Grobogan, dan Kota Semarang. Kapasitas daya tampung Bendungan Jragung mampu mencapai 90 juta meter persegi.