Metro Jateng
Berita Jawa Tengah

Berwisata Sekaligus Belajar di THR Pangsar Soedirman, Nyaman dan Murah Meriah…

0

METROJATENG.COM, PURWOKERTO – Hamparan rumput hijau, dengan pepohonan yang meneduhkan mengelilingi bangunan monumen Panglima Besar (Pangsar) Soedirman. Patung kuda perunggu tampak gagah bertengger di atas monuman, dengan Panglima Besar Jenderal Soedirman di atasnya.

Berbeda dengan tempat wisata pada umumnya yang cenderung memadatkan area objek wisata, Pangsar Soedirman justru menyuguhkan area yang luas untuk wisatawan bisa beraktivitas. Beberapa jenis permainan anak juga tersedia, mulai dari ayunan hingga mobil mini serta becak mini yang bisa dinikmati pengunjung secara gratis.

“Semua wahana permainan di sini gratis, pengunjung hanya membeli tiket masuk seharga Rp 3.000 baik untuk anak-anak maupun dewasa, dan sudah bisa menikmati semuanya dengan gratis, termasuk kolam renang keceh atau kolam renang anak dan becak mini”, kata pengelola objek wisata Pangsar Soedirman, Toni.

Memasuki area monumen, pengunjung disuguhi dengan berbagai diorama yang menggambarkan perjalanan Panglima Besar Soedirman semasa hidupnya. Mulai dari diorama sekolah beliau di Kabupaten Cilacap, perjuangan bersama Tentara Republik Indonesia (TRI) saat mengawal pemulangan tantara Jepang, saat melakukan inspeksi di Candi Borobudur, hingga pertemuannya dengan Soekarno, Menteri Soepeno dan lainnya. Kemudian kisah Panglima Soedirman memimpin perjuangan, hingga saat harus ditandu karena sakit, sampai dengan saat beliau meninggal pada tanggal 29 Januari 1950.

Caption Foto : Deretan diorama yang menggambarkan perjalanan perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman semasa hidup di Museum Pangsar Soedirman Purwokerto. (Foto : Hermiana)

 

Semua perjalanan Panglima Besar Soedirman terangkum dalam diorama yang menarik, dengan penampilan yang indah dan runut menyajikan sejarahnya.

Menurut Toni, awalnya perjalanan Panglima Soedirman hanya dalam bentuk foto-foto. Namun, kemudian Dinas Pemuda,Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudar) Kabupaten Banyumas menggantinya dengan diorama.

“Lokasi musium ini, dulu menjadi tempat Panglima Soedirman saat mengatur strategi untuk merebut benteng-benteng pertahanan yang dikuasai penjajah”, terangnya.

Pada lantai 2 musium, terdapat patung Jenderal Soedirman sedang menunggang kuda. Patung kuda terbuat dari perunggu seberat 3,5 ton. Di seputar patung, terdapat relief yang menggambarkan perjalanan Panglima Soedirman sejak kecil hingga masa perjuangannya. Relief tersebut dilengkapi dengan gambar serta tulisan dalam huruf Jawa. Banyak kata-kata beliau yang diabadikan dalam relief diantaranya, ‘Ya Tuhan, jika aku telah gugur dan Engkau takdirkan aku hidup kembali, maka sekali lagi akan aku korbankan jiwa ragaku untuk nusa dan bangsa’.

Caption Foto : Kolam keceh atau kolam renang anak dengan kedalaman 50 cm di Pangsar Soedirman Purwoketo ramai dipadati anak-anak. (Foto : Hermiana)

 

Pengunjung Meningkat

Monumen Pangsar Soedirman yang berlokasi di Karanglewas Lor, Kecamatan Purwokerto Barat, Kabupaten Banyumas ini mempunyai luas 1,6 hektare. Monumen ini dibangun sekitar tahun 1990 oleh Yayasan Serulingmas, sebuah yayasan yang beranggotakan para pengusaha di Banyumas dan sekitarnya. Tahun 2000, Yayasan Serulingmas menyerahkan kepada Pemkab Banyumas dan selanjutnya pengelolaan monumen oleh pemkab diserahkan kepada Dinporabudpar Banyumas.

Saat serah terima, baru berdiri musium saja dan belum dilengkapi dengan berbagai sarana pendukung. Dinporabudpar secara bertahap melakukan pembangunan sarana pendukung, mulai dari memperluas lahan, menambah dengan berbagai wahana permainan anak, serta kolam keceh atau kolam renang anak sedalam 50 cm.

Museum ini mulai ramai pengunjung pasca pandemi lalu. Dimana jumlah pengunjung setiap harinya mencapai 200-an orang. Sedang saat akhir pekan, jumlah pengunjung bisa mencapai 800 orang lebih. Hal ini juga berdampak pada peningkatan sumbangan Pangsar Soedirman terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Banyumas yang terus meningkat. Tahun 2022 lalu, pendapatan Pangsar Soedirman mencapai kisaran Rp 259 juta dan meningkat di Tahun 2023 menjadi Rp 337 juta.

“Sebenarnya sudah ada perda baru terkait peningkatan harga tiket, yaitu menjadi Rp 5 ribu untuk dewasa dan Rp 3 ribu untuk anak-anak, tetapi belum mulai diterapkan. Nantinya jika sudah diterapkan, kita juga tetap memberlakukan harga tiket lama untuk kegiatan edukasi, misalnya untuk mahasiswa ataupun pelajar”, tutur Toni.

Salah satu pengunjung, Dian mengatakan, ia sangat suka menghabiskan waktu di Pangsar Soedirman. Selain melihat diorama dan belajar sejarah, ia juga bisa menikmati suasana yang nyaman di tengah kota.

“Sangat cocok untuk wisata keluarga, anak-anak bebas bermain di area yang luas dan tiket masuknya sangat murah”, ucapnya. (adv)

Leave A Reply

Your email address will not be published.