Metro Jateng
Berita Jawa Tengah

Dinsospermasdes Banyumas Terus Tingkatkan Edukasi Kepada BUMDes

METROJATENG.COM, PURWOKERTO – Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinsospermasdes) Kabupaten Banyumas terus meningkatkan edukasi kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Mengingat keberadaan BUMDes sangat penting untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) serta menghidupkan ekonomi lokal.

Kabid Pemberdayaan Ekonomi Desa Dinsospermasdes Banyumas, Bastiar Dwi Haryatno mengatakan, di Banyumas baru terbentuk 299 BUMDes serta 20 BUMDes Ma (BUMDes bersama) atau BUMDes eks PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat).

“Dari 299 BUMDes yang sudah terbentuk, yang berbadan hukum baru 80 BUMDes, sedang dari 20 BUMDes Ma, yang sudah berbadan hukum ada 19”, jelasnya, Jumat (8/12/2023).

BUMDes Ma atau BUMDes bersama, lanjut Bastiar, merupakan BUMDes gabungan dari beberapa desa yang sebelumnya tergabung dalam PNPM.

Terkait masih banyaknya BUMDes yang belum berbadan hukum, Bastiar menyebut, kendalanya beragam. Mulai dari SDM pengelola BUMDes hingga kemauan dari BUMDes sendiri untuk berkembang. Pihaknya hanya bisa memotivasi serta mengedukasi, supaya desa-desa yang belum memiliki BUMDes, segera membentuknya dan bagi BUMDes yang sudah terbentuk supaya dikelola dengan lebih baik.

“Jika dikelola dengan baik dan profesional, keberadaan BUMDes bisa meningatkan perekonomian warga setempat, disamping juga menambah pendapatan desa”, tuturnya.

Lebih lanjut Bastiar menjelaskan, BUMDes yang termasuk kategori berkembang, harus tertib administrasi, pengelolaan baik, memiliki produk lokal yang menjadi andalan serta mampu memasarkan produk tersebut sampai keluar desa. Dan dengan status badan hukum yang dimiliki, BUMDes lebih fleksibel dalam menjalankan aktivitas usahanya, karena lebih mudah mendapatkan akses permodalan, bisa mendirikan PT ataupun CV, serta koperasi.

“Belum lama ini, kita baru melakukan pendampingan pada BUMDes di Desa Suro, Kecamatan Kalibagor. BUMDes tersebut belum berbadan hukum dan tidak berjalan, karena belum memiliki unit usaha. Pada beberapa kasus, banyak desa yang belum tahu akan mengangkat produk apa. Di Desa Suro sendiri, kemarin kita sarankan untuk membuat desa wisata, mengingat potensi alamnya yang bagus serta mereka memiliki tarian tradisional yang khas”, terang Bastiar. (adv)

Comments are closed.