Metro Jateng
Berita Jawa Tengah

24 Jam Rasakan Manfaat Gas Bumi, Lebih Hemat dan Ramah Lingkungan

Valandara : Monitoring Keamanan Jaringan Gas Tugas Utama KJG, Tidak boleh Teledor Sedikitpun Demi Kelancaran Distribusi Gas ke Pelanggan

0

METROJATENG.COM, SEMARANG – Animo masyarakat untuk menggunakan gas bumi atau yang sering disebut gas kita saat ini  cukup tinggi. Hal ini disebabkan harga lebih murah,  bersih dan sangat ramah lingkungan.

Melihat animo tersebut pemerintah menargetkan pembangunan 4 juta sambungan jaringan gas bumi untuk rumah tangga hingga 2024. Target tersebut sejalan dengan minat masyarakat untuk mendapatkan gas yang lebih murah daripada menggunakan tabung gas, sehingga ada penghematan belanja dari perubahan bahan bakar rumah tangga tersebut.

Manfaat penghematan dari penggunaan gas LPG ke gas bumi ini sangat dirasakan oleh Arief Sampurno, warga Jl Taman Rejomulyo Semarang. Sebelum menggunakan gas bumi dari PGN, pengeluaran  gas tabung sebelum ada gas bumi bisa mencapai Rp 150.000 per bulan. Apalagi gas tabung 12 kg sekarang harganya sudah Rp 185.000 – Rp 187.000 bahkan lebih. 

“Penggunaan gas bumi lebih hemat, karena cukup membayar Rp 60.000 – Rp 80.000 untuk satu bulan. Selain lebih hemat gas bumi juga bersih dan tidak ada bau gas,” ungkap Arief yang sudah memakai gas bumi kurang lebih  5 tahun.

Wiwik, istri Arief Sampurno, mengatakan hadirnya gas bumi cukup menghemat belanja gas, dan tidak perlu takut kehabisan gas, seperti menggunakan gas tabung LPG. Karena gas bumi melayani 24 jam penuh.

Diakui Wiwik, awalnya ia takut untuk menggunakan gas bumi, kalau terjadi kebocoran, karena gas disalurkan melalui pipa. Namun ketakutan tersebut sirna setelah mendapatkan penjelasan dari petugas PGN, gas bumi aman.

“Setelah petugas PGN melakukan demo, gas bumi aman digunakan, saya baru yakin dan setuju menggunakan gas bumi. Ternyata memang lebih hemat dan aman,” katanya.

Soal kapan mulai menggunakan gas Bumi, Wiwik mengaku sudah lupa. Karena sejak dipasang pipa saluran ke rumah sekitar tahun 2016, tidak langsung dialiri gas. Baru setelah beberapa tahun kemudian aliran gas masuk. 

“Jadi begitu dipasang jaringan gas (jargas) ke rumah tidak langsung ada gasnya,” ungkapnya.

Ditambahkan Wiwik, selama menggunakan gas tidak pernah mengalami mengalami kendala. Hanya ketika pertama kali memakai, kompor gas tidak bisa menyala, karena saluran yang ada tidak sesuai sehingga harus disesuaikan dulu baru bisa menyala.

Hal senada juga diungkap Suwargi, warga Rejomulyo 3 yang berjualan nasi gudeg. Menurutnya menggunakan gas bumi lebih hemat dan bersih daripada menggunakan gas tabung atau kayu bakar.

“Pakai gas bumi lebih ekonomis dan hemat, apinya juga biru, sehingga memasak lebih cepat dan ruangan jadi lebih bersih dan tidak berasap lagi,” ujarnya.

Demikian juga dengan Suginem, penjual nasi pecel di lingkungan perumahan Taman Rejomulyo. Menurutnya menggunakan gas bumi lebih hemat, praktis dan aman.

Cek Meter – Arief Sampurno , pelanggan gas bumi di kawasan Rejomulyo Semarang Tengah melakukan pengecekan meren gas bumi. (Tya)

 

Sebagai penjual nasi pecel, ia mengaku tidak khawatir lagi kehabisan gas pada dini hari. Karena gas PGN menyala 24 jam.

“Saya tidak perlu membangunkan anak-anak untuk membeli gas pagi-pagi. Apalagi kalau pagi banyak toko gas yang masih tutup,” ujarnya.

Menyinggung soal aliran gas bumi dari mana, baik Wiwik, Suwargi, Suginem, maupun Yusuf selaku RT di perumahan tersebut mengaku tidak tahu. Warga Rejomulyo tahunya gas dari PGN, soal gas itu mengalir dan disalurkan dari mana tidak tahu.

Menurut Yusuf  gas PGN merupakan solusi energi yang murah sehingga dapat membantu meringankan beban ekonomi yang selama ini masyarakat rasakan.  Di perumahannya banyak warga yang menggunakan gas PGN, baik untuk rumah tangga, untuk usaha kecil seperti berjualan pecel, gudeg, angkringan, roti dan lainnya.

“Gas PGN sangat bermanfaat, khususnya untuk UKM, karena sangat ekonomis bersih dan ramah lingkungan,’ tambahnya.

Area Head Semarang PT  Gas Negara Sugiyanto Eko Cahyono mengatakan  gas bumi dapat menjadi solusi energi yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis. Jargas memiliki nilai lebih hemat jika dibandingkan secara makro ekonomi dengan LPG yang masih impor.

Ditambahkan penggunaan gas bumi lebih ekonomis. Jika dihitung konsumsi per bulan maka untuk satu rumah tangga rata-rata membutuhkan 15 meter kubik dengan tarif per kubik Rp 4.250, maka total penggunaan dalam satu bulan Rp 63.750.

Bersih dan Hemas – memasak menggunakan gas bumi lebih hemat dan bersih. (Tya)

 

Dengan asumsi harga subsidi pemerintah RT 1 Rp 4,250 dan RT Rp 6.000, jargas mandiri Rp 10.000 per meter kubik. RT 1 untuk pelanggan listrik dibawah 900 ke bawah dan di atas 900 VA masuk RT 2 dengan harga Rp 6.000.

“Selain ekonomis, gas bumi yang dialirkan melalui pipa tidak memerlukan tempat penyimpanan dan tidak perlu khawatir akan kehabisan stok. Pembayaran pun dilakukan pada akhir bulan setelah pemakaian dihitung pada meter,” ujarnya.

Menurutnya, dukungan dari berbagai pihak juga diperlukan bagi PGN untuk bisa merealisasikan target 4 juta SR di tahun 2024 antara lain alokasi gas dalam jangka panjang, harga jual gas yang mencapai keekonomian, penyelarasan dengan program kompor listrik dan distribusi LPG subsidi, serta dukungan dalam kemudahan proses perijinan.

Saat ini di Semarang sudah terpasang  13.000 sambungan rumah  (SR) tangga.  Di kota Semarang ada dua program yakni jaringan gas penugasan terakhir  program kementerian ESDM dan jaringan gas mandiri. 

Khusus jaringan penugasan pemerintah dalam hal ini kementerian ESDM terakhir untuk 3.600 SR di kelurahan Muktiharjo Kidul dan aktif aktif menjadi pelanggan PGN.

Sedang program gas mandiri di Semarang Tengah dengan target 5.600 dan masih berproses. Namun saat ini yang aktif 1.300. Pembangunan Jargas mandiri sekitar transmisi pipa Semarang – Cirebon yang akan segera selesai dan disalurkan ke Industri dan rumah tangga.

Sumber gas bisa sangat fleksibel karena sudah tersambung jalur pipa gas Gresik – Semarang. Kemudian dari Blora dan Kepodang untuk Kota Semarang. 

Jargas – PJ Manajer Operasi dan Pemeliharaan PT Kalimantan Jawa Gas (KJG), Valandra Leonardo, saat menunjukan jaringan gas KJG yang ada di Tambak Lorok Semarang. kepada awak media. (Tya)

 

Untuk mengetahui pasokan gas bumi , PJ Manajer Operasi dan Pemeliharaan PT Kalimantan Jawa Gas (KJG), Valandra Leonardo, mengatakan KJG selaku Prudent Operator bertanggungjawab melakukan pengoperasian dan pemeliharaan Pipa Transmisi Kepodang – Tambak Lorok (Kalija 1) sepanjang  200.019 km

Tugas pokok KJG adalah menyalurkan gas bumi yang berasal dari Lapangan Kepodang ke PLN Indonesia Power Tambak Lorok di Semarang – Jawa Tengah sejak 22 Agustus 2015, sejak digunakannya gas untuk pembangkit listrik dari solar. IbuPeralihan solar ke gas ini bisa menghemat penggunaan BBM hingga Rp 2 triliun per tahun pada kapasitas saat itu di tahun 2015 – 2016.

Sementara itu Konsumsi gas PT KJG dari 22 Agustus 2015 – 23 September 2019 mencapai 96.479.60 MMSCF. Sedangkan penyaluran gas secara keseluruhan di PGN 18 Februari 2021 – 30 September 2023 mencapai 15.679.45 BBTUD.

Valandara yang bergabung di KJG  sejak tahun 2025 bertugas untuk memastikan kegiatan operasi dan standar yang sudah ditetapkan, sudah memenuhi kaidah keselamatan operasi dan lingkungan. 

“Kami punya peran menjaga dan memastikan penyalur gas ke PLN lancar. Kami punya tools agar pipa tidak kena jangkar,” jelasnya.

Agar terhindar dari seluruh bahaya yang dapat merusak jalur pipa gas KJG senantiasa melakukan sosialisasi komunikasi yang dilakukan lewat lewat radio, ke  PLTU Tanjung Jati B Jepara . Ini penting karena mereka yang memiliki transportasi batubara, sehingga setiap saat KJG melakukan komunikasi agar  pipa gas dalam keadaan aman.

Dicontohkan bila ada kapal di atas pipa dengan kecepatan tertentu dan di identifikasi lepas jangkar, KJG segera melakukan komunikasi kapal tidak boleh lepas jangkar di dekat pipa.

” Komunikasi ini terus dilakukan meski sudah ada rambu suar, pelampung suar sebagai rambu pengaman,” tambahnya.

Dijelaskan Valanda untuk mengamankan jargas dipasang “Buoy” yang menjadi rambu-rambu agar kapal tidak melepas jangkar di wilayah pipa.

Ini penting agar pipa tidak terkena jangkar atau tertabrak kapal, karena jika jangkar terkena pipa gas dan bocor akan sangat berbahaya.

Bakkan Buoy sempat hilang dan petugas langsung melakukan patroli dan berkoordinasi  dengan Distrik Navigasi dan Polairud, sehingga bisa mengkonfirmasi ke kapal-kapal di laut untuk menyebar informasi bahwa ada pipa gas di bawahnya. Kehilangan Buoy ini akan membuat petugas kalang kabut.

“Berkat kerja keras petugas Buoy akhirnya bisa ditemukan. Namun komunikasi tetap harus dilakukan,” tambahnya.

Selain pencurian , adanya juga kejadian perusakan patokan gas yang dilakukan oleh oknum yang iseng. Untuk itu demi menjaga keamanan pipa Valanda menghimbau masyarakat untuk ikut menjaga, agar penyaluran gas berjalan lancar hingga ke pelanggan.

Memonitor – Wahidi, Petugas Operasi dan Pemeliharaan, PT Kalimantan Jawa Gas, tengah melakukan monitoring keamanan pipa gas didepan komputer dan tidak boleh “Meleng” sedikitpun untuk keamanan jargas hingga gas sampai ke pelanggan. (Tya)

 

Wahidi Petugas Operasi dan Pemeliharaan,  PT Kalimantan Jawa Gas, yang memiliki tanggung jawab memonitor kondisi operasi memastikan gas sampai ke pelanggan memiliki tugas yang tidak kalah berat. Ia bekerja selama 12 jam di depan komputer sehingga setiap 2-3 jam ia harus beristirahat sejenak keluar dari ruangan untuk menghirup udara segar.

“Bekerja 12 jam di depan komputer akan membuat mata lelah, sehingga ia harus istirahat agar mata tidak lelah dengan melihat suasana luar. Saat itulah tugasnya akan dikerjakan oleh petugas lain,” tuturnya.

Wahidi yang bekerja di KJG sudah hampir lima tahun ini membantu tim memantau kondisi jaringan pipa  dan Memandu kapal, agar tidak menabrak jaringan pipa sepanjang 216  ribu kilometer di lautan. Bila ada kapal yang mendekat jaringan untuk lepas jangkar kita bantu untuk menjauh.

” Kami melakukan komunikasi lewat radio, kapal tanker misalnya kita kontak dengan harapan mereka menyingkir dari jalur itu, karena jalur berbahaya Dalam bekerja kami tidak boleh teledor sedikitpun. Karena dalam waktu singkat bila lepas dari pandangan, bisa berbahaya bila ada kapal menabrak jaringan gas,” ungkapnya.

Selama bekerja tidak ada kendala, meski pernah ada kejadian aliran tertutup. Namun dengan kesigapan tim akhirnya gas bisa mengalir lagi. 

“Kerja memonitor keamanan pipa gas ini memang berat. tetapi demi kelancaran dan kenyamanan pelanggan untuk dapat menikmati aliran gas selama 24 jam tetap harus kami lakukan,” tegasnya.

Menurut Wahidi pernah pada tengah malam alarm berbunyi karena ada kapal tanker dengan kecepatan tinggi mendekati pipa. Komunikasi langsung dilakukan namun tida ada respon.

“Berulang kali saya menghubungi kru kapal,, karena tidak ada jawaban, Saya langsung mengontak kru kapal namun tidak ada respon akhirnya saya  berkoordinasi dengan Polairud. Alhamdulilah Kapal akhirnya menjauh dari jaringan pipa,” paparnya Wahidi yang sempat was-was.

Sementara itu Aditana Budi Wijaya, Engineer Perencanaan dan pengendalian pasokan gas, senantiasa  melakukan maintenance rutin peralatan yang dimiliki KJG dalam memantau jargas. Jika terjadi kerusakan langsung  dilakukan perbaikan secara terencana. 

“Perawatan mesin -mesin terus dilakukan agar penyaluran gas ke pelanggan berjalan lancar,” ungkapnya.(Tri Sutrstyaningsih)

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.