Proyek Pemindahan Kabel FO di Udara Ke Dalam Tanah Mulai Dilakukan di Area Segitiga Emas Semarang
Puluhan Ribu Pelanggan Internet Bakal Terganggu
METROJATENG.COM, SEMARANG – Proyek pemindahan kabel fiber optik (FO) udara ke dalam tanah di area segitiga emas kota Semarang sepanjang 30 kilometer (Km) akan dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang. Pemindahan ini dilakukan agar kawasan segitiga emas rapi dan bebas dari tiang-tiang kabel telepon yang tidak sedap dipandang.
Proyek bernilai puluhan miliar. rupiah ini diharapkan dapat diselesaikan pada 28 Februari mendatang. Wilayah segitiga emas ini terdiri dari 8 ruas jalan utama kota semarang yakni Jalan Pandanaran, Jalan Gajah Mada, Jalan Pemuda, jalan MT Haryono, jalan Ahmad Yani, jalan Imam Bonjol, jalan Pahlawan, dan Simpang Lima
Pembuatan Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT) atau ductingmerupakan program Pemkot Semarang bertujuan untuk memberikan informasi lebih dini soal program ini supaya masyarakat mengerti proyek ini sedang berproses secara administrasi maupun teknisnya. Seiring berjalannya proyek ini akan berpotensi gangguan bagi puluhan ribu pelanggan Internet khususnya di wilayah segitiga emas.
Proyek pemindahan kabel FO udara ke dalam tanah ini akan dilaksanakan oleh 17 operator penyedia jaringan yang bekerja sama dengan Bumi Pandanaran Sejahtera (BPS) selaku BUMD Pemkot Semarang. Proyek miliaran rupiah ini harus selesai 28 februari atau 2 bulan sejak surat turun tanggal 27 Desember 2022. Namun melihat kondisi rumah kabel yang berlumpur akibat banjir, diprediksi pekerjaan pemindahan jaringan ke dalam tanah diprediksi akan mundur.
Ketua Asosiasi Penyedia Jasa Telekomunikasi (APJATEL) Jateng, Krisna Setiawan, ketika dihubungi wartawan, Senin (30/1) membenarkan proyek tersebut. Proyek pemindahan kabel FO ke dalam tanah sepanjang 30 Km kini masih dalam proses.
“Pekerjaan ini bertujuan agar Kota Semarang indah dan bebas dari kabel FO sehingga terlihat lebih rapi seperti halnya di kawasan kota lama yang sudah bebas dan tiang dan kabel telepon”, Krisna.
Ditambahkan Krisna dalam pengerjaan proyek tersebut tentunya akan memberikan dampak kurang menyenangkan bagi puluhan ribu pelanggan internet kota Semarang. Pasalnya layanan internet akan terganggu, selama proses pemindahan.
Menurut Krisna, untuk selesai akhir Februari 2023, sangat sulit, karena banyak kendala teknis yang ditemui dilapangan. Proses yang rumit akan memakan waktu cukup lama, bahkan untuk migrasi ke dalam tanah membutuhkan investasi yang cukup besar.
” Agar proyek ini dapat bermanfaat , 17 operator jaringan akan mengerjakan sangat hati-hati, mengingat kabel FO tidak sama dengan kabel tembaga. Kabel FO ini lebih rentan dan mudah mutus, sehingga untuk menari ke dalam tanah harus ekstra hati-hati, lebih-lebih diameter ducting hanya 40 cm, sehingga sangat sempit,” jelas Krisna.

Ditambahkan Ketua Asosiasi Penyedia Jaringan Internet Indonesia (APJII) Jateng Dharmadi Hardo , banyak kendala yang dihadapi penyedia jaringan dalam proyek ini. Apalagi ini merupakan. proyek pertama di Indonesia, sehingga pelaksanaannya harus hati-hati, dan tidak bisa selesai akhir februari.
Dijelaskan pekerjaan jaringan bawah tanah , lebih rumit, apalagi saat ini musim penghujan , SJUT banyak yang tergenang banjir dan berlumpur, sehingga harus dibersihkan lebih dulu. Sehingga tim teknis harus beberapa kali melakukan uji coba.
Berbeda dengan pekerjaan kabel udara yang lebih mudah. Dulu pengerjaan kabel udara membutuhkan waktu 4 jam bisa selesai. Sedangkan untuk kabel bawah tanah maintenance baru bisa dilakukan malam hari karena SJUT ada di tengah jalan raya dan pengerjaan hanya bisa dilakukan mulai pukul 9 malam ke atas.
“Aturan ini kemungkinan akan berlaku seterusnya. Jadi jika pelanggan Internet mengalami gangguan, tidak bisa langsung diperbaiki, karena harus menunggu jam 9 malam baru bisa dikerjakan. Untuk itu operator jaringan memohon maaf, atas ketidaknyamanan pelanggan” tambahnya.
Adanya pemindahan kabel bawah tanah ini, tarif internet juga bakal naik. namun berapa persen kebaikannya belum dapat dijelaskan karena harus melakukan penghitungan lebih dulu. Kenaikan tarif ini dikarenakan operator di daerah yang masuk jaringan SJUT dikenai biaya sewa SJUT ke BUMD Pemkot Semarang yakni BPS .
“Soal besarnya biaya sewa yang ditetapkan oleh BPS masing-masing operator tidak sama. beban sewa ini oleh operator kan akan dibebankan kepada pelanggan sehingga tarif layanan internet diprediksi akan naik,” jelasnya.
Menyinggung soal pekerjaan yang harus selesai 2 bulan, padahal persoalan di lapangan sangat komplek ,menurut Krisna , 17 penyedia operator jaringan akan berupaya semaksimal mungkin menyelesaikan pekerjaan tersebut semaksimal mungkin.
“Kami siap mendukung pemerintah , karena proyek ini sangat bagus , agar kabel dan tiang telepon tidak mengganggu, sehingga kota terlihat rapi dan indah serta pelanggan internet lebih nyaman,” tambahnya.(tya)
Comments are closed.