Metro Jateng
Berita Jawa Tengah

Mitigasi Kebakaran Pasar Tradisional

Oleh : Bagas Yazid Nurarib Ramadhan - Mahasiswa STEI SEBI Depok

0 1,103

METROJATENG.COM, SEMARANG – Pasar tradisional merupakan salah satu bangunan publik yang paling rawan kebakaran. Di Indonesia, sepanjang tahun 2015 terjadi 283 kasus kebakaran pasar dengan perkiraan kerugian Rp. 377miliar. Ini meningkat signifikan dibanding tahun 2014 sebanyak 140 kasus dengan estimasi kerugian Rp. 212 miliar. Sedangkan jumlah kasus pada tahun 2019 lebih rendah dengan tercatat 200 kasus. Kejadian kebakaran di pasar tradisional menyebabkan korban jiwa, kerusakan lingkungan dan aset, gangguan pada kegiatan produksi, dan hilangnya pekerjaan. Kejadian-kejadian tersebut juga menimbulkan tekanan psikologis bagi para korban. Mereka juga menunjukkan dampak negatif terhadap perekonomian di berbagai negara, karena pasar tradisional merupakan salah satu penyumbang pendapatan daerah tertinggi.

Untuk menjaga keberlangsungan pasar tradisional, sangat penting untuk memahami secara komprehensif situasi, permasalahan, dan faktor-faktor yang terkait dengan peristiwa kebakaran tersebut, sehingga dapat diambil pelajaran.terpelajar. Kajian ini bertujuan untuk memetakan penyebab dan dampak kebakaran pasar tradisional di berbagai negara, serta mengidentifikasi faktor-faktor kerentanan, sehingga dapat direkomendasikan upaya penanggulangan secara strategis untuk menurunkan risiko kejadian kebakaran di pasar tradisional.

Di Cina, 70% insiden kebakaran diduga disebabkan oleh gangguan listrik, penggunaan api yang tidak tepat dalam kehidupan sehari-hari, merokok, dan ketidaktahuan akan peraturan keselamatan kebakaran. Pusat Perbelanjaan Furnitur Yuquan China terbakar pada tahun 1998 karena gangguan listrik dengan perkiraan kerugian 20,88 juta yuan.

Faktor utama penyebab kebakaran pasar tradisional di Korea juga terkait dengan listrik. Kebakaran pasar Seomun Daegu pada tahun 2016 disebabkan oleh gangguan listrik, karena tingginya penggunaan peralatan pemanas listrik saat cuaca dingin meningkatkan risiko kebakaran. Selain itu, bangunan pasar yang sudah berumur lebih dari 20 tahun lebih rawan kebakaran, jarak antar toko yang dekat, dan pemilihan bahan bangunan atau jenis barang yang dijual menyebabkan api cepat menyebar. Perkiraan total kerugian akibat kebakaran pasar tradisional di Korea dalam lima tahun terakhir adalah sekitar 13,36 juta won. Sedangkan untuk pasar Pusat Kumasi di Ghana, kemungkinan faktor kebakaran pada tahun 2009-2012 meliputi fluktuasi daya 26,32%, memasak dengan api telanjang di pasar 18,95%, kelebihan beban alat listrik 15,79%, sistem kabel listrik yang tidak tepat dan lama 12,63%,

Kebakaran Pasar Johar Semarang tahun 2015 disebabkan oleh korsleting listrik dengan kerugian ditaksir mencapai 350 miliar rupiah. Belum tersedianya sistem proteksi kebakaran, ketidakjelasan penataan zona pedagang, dan kurangnya kesadaran warga akan bahaya kebakaran membuat Pasar Andir Bandung rentan terhadap bahaya kebakaran. Mirip dengan Pasar di Malang, tidak tersedianya sistem proteksi kebakaran, kurangnya kesadaran pengunjung dan penataan kios yang berantakan menjadi penyebab pasar rentan terhadap bahaya kebakaran.

Faktor kerentanan kelembagaan terkait dengan peran pemerintah sebagai tipikal pemilik pasar tradisional dalam pelaksanaan dan pengendalian rutin pemeliharaan pasar.bangunan dan ketersediaan biaya. Karena pasar tradisional dianggap rentan terhadap risiko kebakaran, diperlukan asuransi bangunan sebagai bentuk perlindungan, dan hal ini memerlukan pemahaman tentang asuransi dari pihak yang bersangkutan.

Faktor lingkungan berkaitan dengan kondisi sekitar pasar, antara lain pedagang kaki lima dan parkir kendaraan liar.Jarak pos pemadam kebakaran ke pasar mempengaruhi waktu perjalanan petugas pemadam kebakaran ke lokasi, seperti yang pernah terjadi di pasar Turi Surabaya, di mana api cepat menyebar karena petugas pemadam kebakaran datang terlambat.

Selain itu, kepadatan lalu lintas yang tinggi di sekitar pasar juga dapat menyebabkan kemacetan, sehingga mempengaruhi waktu tempuh petugas pemadam kebakaran untuk mencapai lokasi pasar.  Tidak tersedianya alat pemadam kebakaran dan kurangnya sumber air setempat dapat menghambat proses pemadaman api. Faktor kesehatan berkaitan dengan syarat kesehatan, seperti tersedianya sirkulasi udara pada bangunan pasar dan lokasi yang bersih. Ventilasi yang buruk.

Salah satu penyebab terjadinya kebakaran, karena ruangan menjadi lembab sehingga lebih rentan terhadap kebakaran. Faktor ekonomi meliputi waktu operasi pasar dan jenis barang yang dijual, yang mempengaruhi rata-rata nilai transaksi. Semakin tinggi nilai rata-rata transaksi menunjukkan semakin tinggi aktivitas perdagangan di pasar, sehingga mencerminkan risiko kebakaran yang lebih tinggin

Untuk mengurangi kejadian kebakaran di pasar tradisional, strategi pencegahan dapat dirumuskan berdasarkan faktor kerentanan yang teridentifikasi. Dari segi faktor bangunan, perbaikan dapat dilakukan dengan menyediakan sistem proteksi aktif dan sistem komunikasi kebakaran yang berfungsi dengan baik. Pemeliharaan rutin fasilitas bangunan pasar dan didukung oleh pemerintah dalam hal pengendalian dan pengawasan sejak tahap perencanaan bangunan pasar tradisional.

Faktor kerawanan sosial dapat diminimalisir dengan melakukan pelatihan manajemen keselamatan kebakaran dan pembatasan jam operasional pasar tradisional untuk mengurangi tingginya jumlah penghuni pada waktu tertentu. Terkait dengan faktor kelembagaan, pemerintah diharapkan berperan aktif dalam pelaksanaan penanggulangan kebakaran di pasar tradisional, menyediakan dana untuk pengadaan dan pemeliharaan sistem proteksi kebakaran, serta memberikan asuransi bangunan sebagai bentuk pengalihan risiko kepada pihak ketiga. pihak dan perlindungan aset.

Meminimalkan kerawanan faktor lingkungan dapat dilakukan dengan memberikan akses informasi dan fasilitas kepada warga pasar, sehingga mengurangi tingkat resiko kebakaran dan kemudahan penghuni memperoleh informasi. Memastikan bangunan s sirkulasi dan ventilasi sesuai dengan regulasi, penyediaan dan pemeliharaan jalur evakuasi, titik kumpul, dan fasilitas kebersihan merupakan bagian dari strategi yang berkaitan dengan faktor kesehatan. Terkait dengan faktor ekonomi, pengaturan zona perdagangan di pasar berdasarkan jenis barang yang dijual, tidak hanya akan menarik pengunjung untuk bertransaksi lebih tinggi, tetapi juga akan memberikan akses yang cukup ke pemadam kebakaran jika terjadi kebakaran.

Penyebab utama kebakaran pasar tradisional ditemukan terkait dengan gangguan listrik, kelalaian, dan serangan pembakaran. Kondisi dan permasalahan secara umum meliputi tidak tersedia atau tidak berfungsinya sistem proteksi kebakaran, kurangnya pengetahuan penghuni pasar, dan lingkungan sekitar yang tidak ideal. Enam faktor kerentanan pasar tradisional terhadap risiko kebakaran diidentifikasi, yaitu faktor bangunan, sosial, kelembagaan, lingkungan, kesehatan dan ekonomi, yang dipetakan dengan sub faktor yang relevan menggunakan diagram tulang ikan untuk memahami hubungan sebab akibat. Strategi kemudian dirumuskan berdasarkan temuan faktor kerentanan, misalnya penyediaan sistem proteksi aktif, pemeliharaan rutin.(gas)

Leave A Reply

Your email address will not be published.