Metro Jateng
Berita Jawa Tengah

140 Ksatria dan Srikandi JNE Diberangkatkan Umrah

0

METROJATENG.COM, SEMARANG – Perjalanan ibadah ke Tanah Suci Mekah – Madinah, baik itu umrah maupun haji menjadi impian setiap Muslim di seluruh dunia. Dibutuhkan kekuatan fisik dan mental serta kecukupan biaya untuk bisa menjalankan ibadah tersebut.

Namun, begitu menginjakkan kaki di Tanah Suci terutama di depan Ka’bah, banyak jamaaah yang terharu hingga menangis karena mimpinya selama ini telah menjadi kenyataan.

Hal itulah yang dialami oleh 140 Ksatria dan Srikandi JNE, sebutan bagi karyawan JNE yang menjadi jamaah umrah kloter pertama yang mulai berada di sana pada 16 – 24 Mei 2022. Mereka mengaku terharu dan bangga hingga meneteskan air mata saat pertama kali berada di Masjidil Haram di depan Ka’bah yang menjadi kiblat sewaktu shalat sehari-hari.

M. Feriadi Soeprapto, Presiden Direktur JNE ikut merasakan kebahagiaan yang dialami Ksatria dan Srikandi JNE. Setelah dua tahun sempat tertunda akhirnya para karyawan ini dapat diberangkatkan kembali ke tanah suci.

“Kegiatan ini kami jalankan sesuai dengan amanah Ayah kami sekaligus founder JNE (alm) H. Soeprapto Soeparno yang menggagas umrah gratis bagi para karyawan JNE yang sudah mengabdi kepada perusahaan selama lebih dari 12 tahun,” ungkap Feriadi.

Salah satu jamaah umrah dari JNE Semarang, Yeni mengaku bersyukur, bangga dan sangat terharu bisa sampai berangkat Umrah bersama JNE.

“Masya Allah, aura Kota Mekah begitu luar biasa, membuat perasaan saya menjadi terharu. Seperti mimpi yang menjadi kenyataan, karena jika mengingat Mekah yang tertuju adalah Ka’bah. Di depan Ka’bah saya menangis karena Allah telah mengabulkan doa saya untuk bisa sampai ke Mekah ini,” ujar Yeni.

Srikandi dari sekretariat JNE Semarang tersebut mengaku, meski merasa lelah setelah menempuh penerbangan 11 jam dari Jakarta ke Jeddah, namun rasa lelah tersebut seakan hilang begitu saja saat melihat tulisan Mekah, apalagi saat melihat Ka’bah.

“Rasanya seperti mimpi saat bisa sholat di depan Ka’bah” tambahnya.

Terkait pelaksanaan ibadah, menurut Yeni, semua memberikan kesan mendalam.

“Kami semua rombongan JNE langsung melakukan rangkaian ibadah umrah wajib, seperti tawaf, sa’i dan tahalul. Memang bagi saya yang paling menantang saat melakukan sa’i, karena harus berjalan dari Safa ke Marwah sebanyak 7 kali dengan jarak yang jauh, di mana membutuhkan kekuatan fisik serta hati ikhlas karena Allah sambil terus melafalkan kalimat talbiyah,” ungkapnya.

Momen yang juga sangat berkesan saat masuk ke Masjid Nabawi ke area Raudhah. Antusias jamaah untuk masuk ke sana luar biasa, sampai antri dan berdesakan. Dibutuhkan kesabaran untuk bisa masuk ke area yang ada makam Rasullullah Muhammad SAW dan sahabat Abu Bakar serta Umar bin Khatab tersebut.

“Saya sangat terharu karena merasa diberikan kemudahaan untuk dapat melaksanakan sholat di Raudhah,” lanjut Yeni.

Pengakuan juga datang dari Yuda Hermawan. Jamaah umrah dari JNE Solo ini juga mengaku bangga dan terharu bisa menjadi tamu Allah.

“Yang teringat di pikiran kami adalah dosa-dosa selama hidup sehingga tidak terasa sampai meneteskan air mata, dan seakan tidak percaya kalau akhirnya saya bisa melihat Ka’bah secara langsung dan nyata,” ujarnya.

Dalam perjalanan menuju Ka’bah dirinya bertemu dengan seorang kakek yang terlepas dari rombongan keluarganya. Atas inisiatif dari Ustadz pemimpin rombongan JNE menyarankan untuk menyelesaikan tawaf. Selama tawaf, Yuda dan rekannya Agus menggandeng Sang Kakek agar tidak terlepas dari rombongan JNE.

Setibanya di bukit Safa akhirnya Sang Kakek bertemu kembali dengan keluarga dan rombongan jamaahnya. Saat itu Yuda lega sekaligus bersyukur karena Sang Kakek dapat berkumpul kembali dengan keluarganya.

“Ketika tawaf sambil menggandeng Kakek tersebut rasanya kedua almarhum orangtua saya menyertai badal umrah yang saya lakukan untuk mereka,” ucapnya.

Lain halnya dengan Ari Bowo, Ksatria JNE Yogyakarta yang begitu bangga menjadi bagian dari JNE sebagai perusahaan yang amanah dan memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Baginya program umrah ini adalah reward terbaik selama Ia bergabung di JNE.

“Selama ibadah umrah saya merasakan hidup lebih teratur dan sangat khusyu beribadah,” ujar Bowo membagikan pengalamannya.

Ia juga mendapatkan kabar baik saat berada di tanah suci bahwa rumah yang sedang dia bangun segera dapat ditempati dalam waktu dekat.

“Saya seperti mendapat keberkahan yang luar biasa dari JNE, berlipat-lipat rejeki yang saya terima,” tambahnya.

Bowo juga berharap program umrah ini tetap dapat dilaksanakan pungkas Bowo yang di depan Ka’bah mendoakan agar JNE terus maju dan berkembang.(ris)

Leave A Reply

Your email address will not be published.