Deretan Kasus Keracunan Siswa, DPR Desak Audit Total Program Makan Bergizi Gratis
METROJATENG.COM, JAKARTA – Rentetan kasus keracunan massal yang melibatkan ratusan siswa sekolah dari berbagai daerah kembali mengguncang kepercayaan publik terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG). Terbaru, puluhan siswa MAN 1 dan SMP PGRI 1 Cianjur, Jawa Barat, tumbang setelah menyantap makanan dari program MBG dan memaksa dapur penyedia di wilayah tersebut menghentikan operasional sementara.
Menanggapi insiden ini, Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi, mendesak dilakukannya evaluasi menyeluruh terhadap program yang semula digadang-gadang sebagai solusi peningkatan gizi dan penurunan angka stunting.
“Tujuan program ini sangat mulia, tapi jika pelaksanaannya justru membahayakan kesehatan anak-anak, maka itu alarm bahaya yang tidak bisa diabaikan,” ujar Nurhadi.
Ia menekankan bahwa kejadian berulang ini mencerminkan adanya persoalan serius dalam rantai distribusi dan pengawasan mutu makanan MBG. Dalam empat bulan sejak diluncurkan secara nasional, MBG tercatat telah memicu insiden keracunan di sejumlah titik. Di Sukoharjo, Jawa Tengah, ayam krispi MBG membuat puluhan siswa SDN Dukuh 03 mengalami gejala keracunan. Di Nunukan Selatan, Kalimantan Utara, siswa SD dan SMA dilarikan ke fasilitas kesehatan setelah menyantap ikan tongkol berulat. Sementara itu, di Batang, 60 siswa dari TK hingga SMP menjadi korban makanan diduga basi.
“Ini bukan lagi masalah insidental. Ini masalah sistemik. Kita butuh audit menyeluruh terhadap seluruh vendor dan rantai penyediaan MBG,” tegas Nurhadi.
Legislator dari Jawa Timur itu juga mendorong Badan Pangan Nasional (BGN) dan instansi terkait untuk bertanggung jawab penuh, termasuk menjatuhkan sanksi tegas terhadap penyedia yang lalai.
Komisi IX DPR, lanjut Nurhadi, akan segera memanggil pihak-pihak terkait untuk meminta klarifikasi dan memastikan ada langkah korektif. Ia juga mendesak peran lebih aktif dari pemerintah daerah dan dinas kesehatan dalam pengawasan serta pelatihan higienitas bagi penyedia makanan di sekolah.
“Komitmen kami jelas. Program peningkatan gizi harus tetap berjalan, tapi tidak dengan mengorbankan kesehatan anak-anak. Ini soal tanggung jawab dan masa depan generasi bangsa,” pungkasnya.
Comments are closed.