BPS Catat NTP Jateng Tertinggi di Pulau Jawa
METROJATENG.COM, SEMARANG – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mencatat terjadi perkembangan positif terhadap Nilai Tukar Petani (NTP) di Jateng yang menempatkannya tertinggi di Pulau Jawa.
Kepala BPS Provinsi Jateng, Endang Tri Wahyuningsih mengatakan, dibandingkan NTP Juli 2024 yang tercatat 113,45, pada Agustus 2024 terjadi kenaikan 0,31 persen.
“Untuk perkembangan NTP Provinsi di Pulau Jawa, Agustus ini untuk NTP masih dipegang Jateng sebesar 113,80. Lalu ada Jawa Barat 111,99, kemudian Jawa Timur 111,98, Banten, DKI Jakarta dan DIY. Jateng mengalami kenaikan 0,31 persen”, jelasnya, Senin (2/9/2024).
Endang juga memaparkan beberapa faktor kenaikan NTP yang antara lain
disebabkan kenaikan Indeks Harga yang Diterima petani (It) sebesar 0,14 persen, sementara Indeks Harga yang Dibayar petani (Ib) mengalami penurunan sebesar 0,17 persen.
Beberapa komoditas penyumbang Indeks Harga yang Diterima Petani (It) adalah gabah, jagung, kentang, tebu dan petai. Sedangkan komoditas penyumbang Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) adalah bawang merah, bibit bawang merah, jeruk, telur ayam ras dan kacang panjang.
Endang menyampaikan, pada Agustus 2024, BPS Provinsi mencatat Jateng mengalami deflasi -0,07 persen secara month to month (m-to-m). Ini merupakan deflasi kelima pada 2024, setelah sebelumnya terjadi pada Januari, Mei, Juni, Juli, dan Agustus.
“Kalau kita lihat, penyumbang deflasi terbesar m-to-m Agustus 2024, masih dipegang kelompok makanan, minuman dan tembakau”, terang Endang.
Menurutnya, penyebab kelompok makanan, minuman memegang peranan utama penyebab deflasi, karena turunnya harga bawang merah, daging ayam ras, dan telur ayam ras. Di Jateng sendiri terdapat sembilan kota inflasi dengan Kota Tegal mengalami inflasi y-on-y tertinggi 2,13 persen dibanding daerah lainnya, dan terendah adalah Wonosobo 1,28 persen.
Kendati begitu, pada Agustus 2024 inflasi secara Year on Year (y-on-y) Provinsi Jawa Tengah terhadap Agustus 2023 sebesar 1,77 persen.
Giling Tebu
Sekda Jateng Sumarno menyampaikan, NTP di Jateng masih tertinggi se-Pulau Jawa menunjukan adanya geliat petani Jateng, termasuk dalam hal ini Jateng sedang mengalami masa giling tebu.
“Alhamdulillah, ini juga masanya giling tebu, karena di Jateng banyak pabrik gula. Termasuk banyak petani tebu. Di Jateng juga banyak petani petai,” ungkap Sumarno.
Terkait inflasi, lanjut dia, meski secara m-to-m Jateng mengalami deflasi, tapi secara y-on-y 1,77 persen itu masih dalam kontrol atau terkendali. Namun, sekda berharap semua pihak ikut menjaga keseimbangan, agar inflasi tetap dalam batas yang ditetapkan atau dalam posisi yang terkendali.