Melihat Koleksi Museum Ranggawarsita, dari Geologi Hingga Seni Rupa
METROJATENG.COM, SEMARANG – Museum Ranggawarsita yang berlokasi di Jl. Abdul Rahman Saleh, Kalibanteng, Semarang, Jawa Tengah ini menyimpan ribuan koleksi sejarah, geologi, arkeologi, keramologi dan lainnya.
Museum yang didirikan pada Tahun 1975 ini, merupakan museum terbesar dan terlengkap di Jateng. Museum ini pertama kali diresmikan pada Tahun 1983 oleh Almarhum Soepardjo Roestam yang pada saat itu menjabat sebagai gubernur Jateng. Setelah disempurnakan, museum kembali diresmikan oleh Fuad Hasan yang pada saat itu menjabat sebagai menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Nama Ranggawarsita diambil dari nama besar pujangga terakhir keraton Surakarta Hadiningrat yaitu Raden Ngabehi (R.Ng) Ranggawarsita (1802-1870) yang terkenal dengan karya-karya sastranya, sebagaimana dikutip dari ranggawarsitamuseum.
Museum Ranggawarsita mempunyai koleksi yang berjumlah 59.810 buah yang terbagi dalam 10 jenis, yaitu geologi, biologi, arkeologi, filologi, historika, numismatika, heraldika, keramologika, teknologika, ethnografika dan seni rupa.
Bangunan berlantai dua tersebut berdiri di tanah seluas 1,8 hektare. Pada lantai satu gedung A, memamerkan wahana Geologi dan Geografi. Berbagai jenis bebatuan yang terdapat dibumi terpajang rapi di ruangan tersebut. Mulai dari batu meteorit yang ditemukan di daerah Mojogedang, Karanganyar pada tahun 1984. batu alam yang menarik, berbagai batu mulia hingga stalagtit dan stalagmit.
Sementara di Gedung B lantai satu, berisikan peninggalan budaya dan kerajinan dari peradaban Hindu Budha, beberapa yang dipamerkan seperti Lingga dan Yoni, arca-arca, Ketongan, kendhi, cermin perunggu, patung dewa, candi-candi yang ada di Jawa Tengah. Selain itu juga terdapat miniatur masjid Agung Demak dan Menara Masjid Kudus, fragmen seni hias, bahan terakota, replika kaligrafi, ornamen masjid Mantingan Jepara, Mustaka masjid Mayong Jepara, salinan Alquran yang ditulis dengan tangan serta cerobong sumur dari Caruban Lasem yang sangat menarik.
Gedung C lantai satu terbagi atas ruang bersejarah perjuangan bersenjata yang terbagi lagi atas koleksi benda-benda yang dipakai ketika zaman pertempuran dan diorama perjuangan bangsa Indonesia merebut kemerdekaan. Sedangjan di Gedung D memamerkan tentang pembangunan, numismatik, heraldik, tradisi nusantara, ruang intisari dan hibah.
Untuk lantai 2, juga terdiri dari dua bangunan. Gedung A menyajikan wahana tentang Paleontologi (tentang zaman purba), beberapa koleksi yang ada seperti fosil kayu kuno, bebatuan dan masyarakat kuno juga tulang dan bagian-bagian hewan masa silam. Ada juga binatang langka yang diawetkan seperti bajing peluncur, babi hutan, kancil dan burung rajawali.
Terdapat pula wahana keramik dan batik, mulai dari keramik lokal hingga keramik Cina dan Eropa.