Wisnu Suhardono : Pemegang Kekuasaan Harus Punya Business Sense yang Antisipatif
METROJATENG.COM, PURWOKERTO – Ketua Yayasan Seruan Eling Banyumas (Serulingmas), Wisnu Suhardono mengatakan, wilayah Jateng Selatan (Jasela) harus bersinergi dengan program pemerintah, namun tetap memiliki terobosan dan visi. Sehingga pemegang kekuasaan di daerah harus mempunyai business sense yang antisipatif.
“Cilacap punya Pertamina, semen dan lainnya, sedangkan Banyumas, Purbalingga dan Banjarnegara minim dalam bisnis di luar pemerintahan, sehingga harus dipikirkan bersama. Kondrat geografis dan rencana pemerintah membangun Tol Bandung-Cilacap, Tol Cilacap-Yogyakarta, serta Pelabuhan Tanjung Intan yang akan diperbesar untuk menerima semua barang impor dari Australia, semua perkembangan tersebut harus diantisipasi. Pemerintah pusat tidak bisa berdiri sendiri dan pemegang kekuasaan di daerah harus mempunyai business sense yang antisipatif”, kata Wisnu dalam acara silaturahmi dan dialog pengembangan potensi ekonomi kawasan Jateng bagian selatan di Purwokerto, Kamis (18/4/2024).
Pada kesempatan tersebut, pengusaha asal Banyumas ini juga menyampaikan pengalamannya semasa menjadi ketua DPD Golkar Jateng selama 11 tahun. Awal Ganjar Pranowo menjadi gubernur Jateng, Fraksi Golkar di DPRD Jateng diperintahkan untuk mengusulkan kepada gubernur supaya mencari terobosan bagaimana Jateng bisa menjadi penyangga Kalimantan Tengah. Selain itu juga meminta untuk membuat terobosan mengatasi rob Semarang.
“Tidak bisa pejabat hanya melakukan tugas sebagaimana mestinya saja, harus cari terobosan. Gubernur harus menghadap Bapenas, menkeu ataupun kementrian PUPR, meminta agar Jateng diberikan previlage. Untuk mengatasi banjir, minimal harus mengundang konsultan dari Belanda. Namun yang terjadi sesuai prosedur tender, ada 6 konsultan dari Korea. Korea tidak pernah banjir, jadi lihat kemarin saat Lebaran banjir kan”, ungkapnya.
Terobosan
Kepada peserta diskusi yang berasal dari beberapa kabupaten di Jasela, Wisnu menegaskan, tidak boleh terulang lagi Jateng memiliki pemimpian yang tidak berani membuat terobosan. Sebab inisiatif sangat dibutuhkan, sepanjang tidak melanggar aturan.
Ketua Serulingmas juga membagikan kisahnya saat menangani proyek panas bumi terbesar di dunia senilai Rp 1,9 miliar USD di Sumatera Utara. Dimana kontrak dengan PLN menghasilkan 300 MW, namun akibat adanya pergeseran komposisi tanah, yang terangkat hanya 240 MW. Selama 4 tahun proyek tersebut tidak kunjung selesai.
“Saya langsung menggelar rapat dengan mengundang berbagai kementrian. Saya putuskan membuat terobosan untuk mengadu ke BPK, hingga akhirnya BPK mengkaji bagaimana supaya investasi tetap hidup, tetapi uang negara juga aman dan ada jalannya”, paparnya.
Wisnu menegaskan, kepada para calon bupati ataupun calon gubernur pada Pilkada mendatang, jika mengelola pemerintahan tanpa terobosan dan tidak mempunyai visi, maka tidak akan bisa berjalan.
“Kita harus bersyukur mempunyai anggota DPD RI, Abdul Kholik yang sangat bersemangat memajukan Jasela dan selalu berusaha bagaimana mengkapitalisasi kodrat geografis. Serulingmas siap membantu, jika butuh back up ke lintas kementrian, kita akan bantu sepenuhnya”, tutup Wisnu.