KH Shodiq Hamzah Terima Doctor Honoris Causa dari UIN Walisongo, Menteri Agama: Perkuat Moderasi Bergama
METROJATENG.COM, SEMARANG – UIN Walisongo menganugerahkan gelar doktor honoris Causa kepada K.H.Shodiq Hamzah dalam bidang Ilmu Tafsir. Penganugerahan ini diserahkan langsung oleh Rektor UIN Walisongo di Aula 2 Kampus 3 UIN Walisongo Semarang pada Selasa (29/11/2022).
Penganugrahan ini diberikan karena kiprahnya memberikan kontribusi yang signifikan dalam pendidikan Islam terutama dalam bidang Ilmu Tafsir al-Qur’an. Dalam kesempatan ini KH Shodiq menyampaikan Pidato penganugerahan Gelar Kehormatan yang berjudul AL-QURAN DAN SPIRIT BILISANI QAUMIH: Ikhtiar Melestarikan Risalah Agama dalam Bingkai Kearifan Lokal.
Mentri Agama Republik Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan selamat atas penganugerahan Doktor Honoris Causa yang diberikan oleh Fakultas Ushuludin dan Humaniora UIN Waliosngo kepada Dr.(HC) KH Shodiq Hamzah dalam bidang Tafsir Al Quran.
“Saya mengapresiasi orasi ilmiah, iktiar dalam melestarikan risalah Agama dalam bingkai kearifan lokal. Saya menilai pemikiran beliau ini sebagai sumbangan yang berartibagi khasanah tafsir Al quran di Indonesia. Secara spesifik, orasi ilmiah memberikan landasan teologis terhadap program penguatan moderasi beragama yang sedang digalakaan kementrian agama. Terutama dalam upaya mengembangkan sikap adaptif terhadap budaya dan kearifan lokal”, ucapnya.
Rektor UIN Walisongo Prof.Dr.Imam Taufiq menyampaikan, pemberian gelar Doktor HC kepada KH Shodiq Hamzah atas kiprahnya dalam bidang ilmu Tafsir, terutama melalui salah satu karyanya yaitu Tafsir Al Bayan.
“Karya beliau dalam konteks kearifan lokal menjadi konsep kunci penyebarluasan ajaran agama. Selaras dengan UIN Walisongo yang menginisiasi paradigma kesatuan ilmu dalam keseluruhan proses akademik. Kearifan lokal menjadi hal penting dalam menandai integritas keilmuan. KH Shodiq Hamzah menjadikan kearifan lokal sebagai poin penting dalam karyanya, terpresentasi dalam spirit bi lisaani qaumihi sebagai ikhtiarnya dalam melestarikan risalah agama dalam karyanya”, kata Imam Taufiq.
“ K.H. Shodiq Hamzah berkontribusi dalam pengembangan keilmuan terutama dibidang Ilmu Al Quran dan Tafsir. Salah satu karya beliau yang paling mengesankan adalah Kitab Al Bayan-fi Ma’rifah Ma’ani Al Quran yang menekankan dalam aspek local genuine yang berorientasi pada bahasa dan konteks sosio kultural, dan diskursus tafsir menunjukan bahwa beliau ulama yang hebat,” ujar Rektor UIN Walisongo.
KH Shodiq Hamzah dalam pidato penerimaan Anugrah Doktor Honoris Causa menjelaskan, al-Quran hadir untuk semua umat. Fleksibilitas al-Quran melalui ragam qira’t dan lahjah menjadikan al-Quran responsif terhadap kondisi dan kebutuhan umat manusia. Adapun kemudahan Al-Quran untuk diakses oleh siapapun, menjadikan semua umat dapat mendekatinya dari berbagai aspek sesuai latar belakang dan kecenderungannya,” lanjutnya.
“Dalam konteks peran mufasir dan ulama sebagai waratsatul anbiya, Al-Qur‟an memberikan landasan bilisani qaumihi. Suatu prinsip yang menunjukkan adanya kesadaran terhadap realitas dan kondisi umat. sehingga dalam proses menafsirkan dan produk tafsir dari seorang ulama harus mencerminkan nilai-nilai kontekstual sekaligus menjaga lokalitas yang dapat memberikan solusi nyata khususnya bagi masyarakat di mana seorang mufasir berada, sehingga keberadaan Al-Qur‟an sebagai hudan dapat benar-benar dirasakan oleh masyarakat”, pungkasnya.
Tafsir al-Bayan termasuk salah satu tafsir yang menggunakan bahasa Jawi Latin sebagai media penulisannya. Kyai Shodiq, sapaan akrabnya, dalam aktivitas berdakwah sangat memahami kultural masyarakat setempat. Hal tersebut tercermin dalam pilihan menggunakan bahasa Jawa kromo dalam kajian tafsir ini khususnya para jamaah thariqah Naqsyabandiyah, jamaah haji yang tergabung dalam bimbingan beliau dan santri-santrinya, baik yang mukim maupun ngalong.
Dalam kesempatan itu turut hadir secara luring Mentri Agama, Wakil Menteri, Sekjen Kemenag, Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah. Dan hadir langsung Ketua MUI Jawa Tengah, Rektor Universitas Diponegoro, Rektor Universitas Wahid Hasyim, Pimpinan Ormas Islam PBNU, PWNU, PWM Jawa Tengah serta para Tokoh dan Ulama salah satunya KH Mustofa Bisri yang turut hadir dalam acara ini dan menutup acara ini dengan doa. (abd)