OJK Siap Fasilitasi Edukasi Literasi Keuangan Hingga Pelosok Desa di Jawa Tengah
Aman: Kita Bisa Buka Posko Jogo Tonggo Sampai Tingkat RT
METROJATENG.COM, SEMARANG – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 3 Jawa Tengah dan DIY, siap memfasilitasi edukasi literasi keuangan hingga pelosok desa di Jawa Tengah. Edukasi ini penting agar masyarakat mengerti apa itu literasi keuangan, sehingga tidak mudah tertipu oleh penawaran yang menyangkut investasi dan pinjol ilegal dan lainnya.
Penegasan ini dikemukakan kepala OJK Regional 3 Jateng-DIY Aman Santosa pada “Launching Program Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan di Jawa Tengah” yang bertepatan dengan rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) OJK ke-11. Aman juga setuju dengan pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk membuka posko “Jogo Tonggo” ketika kita melakukan pencegahan penyebaran Covid-19, sehingga edukasi yang diberikan bisa meluas hingga tingkat RT.
“Program Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan di Jawa Tengah ini merupakan program edukasi keuangan, yang berkolaborasi antara OJK dengan Industri Jasa Keuangan dan Pemerintah Daerah, untuk dapat lebih menjangkau masyarakat Jawa Tengah secara lebih masif di level Kelurahan dan Kecamatan, hingga RT di Jawa Tengah sehingga inklusi dan literasi keuangan di Jawa Tengah dapat meningkat,” jelas Aman.
Menurut Aman program ini jugadapat Disupport oleh SiMOLEK (Sarana Informasi Mobil Literasi dan Edukasi Keuangan) Edutainment, yakni mobil literasi keuangan yang memiliki fitur untuk dapat memfasilitasi pelaksanaan edukasi keuangan sekaligus penyediaan hiburan kepada masyarakat.
Tingkat literasi keuangan yang merupakan indeks level pengetahuan masyarakat terhadap jenis produk keuangan di Jawa Tengah tercatat sudah meningkat dari 47,38% pada tahun 2019 menjadi sebesar 51,69% pada tahun 2021, sudah lebih tinggi dibandingkan dari Indeks literasi Nasional sebesar 49,68%. Sedangkan tingkat inklusi keuangan atau Jawa Tengah tercatat meningkat dari tahun 2019 sebesar 65,71% menjadi sebesar 85,97% pada tahun 2021 atau lebih tinggi dibanding tingkat Inklusi Nasional sebesar 85,10%.
Peningkatan indeks literasi dan inklusi keuangan di Jawa Tengah tersebut tidak terlepas dari kontribusi dan kolaborasi antara OJK, IJK dan Pemerintah Daerah yang terus menerus memberikan edukasi dan akses keuangan kepada masyarakat Jawa Tengah. Namun demikian bila dibandingkan dengan beberapa Provinsi lain, tingkat keuangan Jawa Tengah Masih perlu ditingkatkan,
“Untuk itu Program Peningkatan Literasi dan Inklusi keuangan yang berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah dan Industri Jasa Keuangan ini perlu dilakukan, sekaligus mari kita launching mobil SiMOLEK yang akan membantu memfasilitasi edukasi masyarakat Jawa Tengah”, kata Aman.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno juga menyampaikan, program edukasi atau waspada Investasi ini perlu dilakukan di level daerah di Jawa Tengah Agar masyarakat melek keuangan dan tidak mudah tertipu investasi maupun pinjol ilegal, seperti Jogo Tonggo waktu pandemi Covid-19.
“Kita ingin edukasi literasi keuangan juga dilakukan seperti kita melakukan “Jogo Tonggo” , karena ini efeknya sangat baik untuk kepentingan masyarakat lainnya”. jelas Sumarno.
Acara yang dihadiri oleh lebih dari 500 (lima ratus) peserta baik dari pelaku Industri Jasa Keuangan, insan OJK,stakeholder dan masyarakat sekitar ini bertepatan dengan rangkaian kegiatan HUT OJK dalam bentuk Kegiatan Olahraga berupa Edu Bike Dan Lomba Zumba, Kegiatan Sosial dan UMKM berupa Bazar Sembako Murah, Festival Kuliner UMKM, dan Donor Darah, serta Hiburan dari Pagi Boeta Band. Festival Kuliner Yang melibatkan 14 tenant kuliner UMKM Jawa Tengah merupakan salah satu bentuk dukungan OJK terhadap kebangkitan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Jawa Tengah yang berkontribusi sebanyak 60,51% terhadap PDRB.
Aman menyampaikan, dukungan Industri Jasa Keuangan terhadap penyaluran kredit perbankan kepada UMKM Jawa Tengah mencapai porsi sebesar 49,37%dari total seluruh kredit di Jawa Tengah Pada posisi September 2022, atau lebih tinggi dibandingkan porsi kredit UMKM Nasional yang mencapai 21,53%. Proporsi
penyaluran kredit perbankankepada UMKM di Jawa Tengah tersebut sudah melebihi target Nasional yang ditetapkan oleh Presiden sebesar 30%. Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Jawa Tengah juga merupakan yang tertinggi secara Nasional dengan nominal posisi Agustus 2022 mencapai Rp42,95 miliar dengan porsi 18,14%. (tya)