Menangkan Kompetisi Industri Global, PT PIS Agresif Jaring Pelaut Andal
Roadshow Goes To Campus
METROJATENG.COM, SEMARANG – Menghadapi digitalisasi industri Marine dan logistik, Sub Holding Integrated Marine Logistics PT Pertamina International Shipping (PIS), agresif menjaring pelaut-pelaut yang andal dan bertalenta untuk siap berkompetisi di industri global. Ke depan PIS akan mengembangkan lini bisnis lainnya yang mendukung bisnis inti pelayaran untuk menjadi Integrated Marine Logistics Company terkemuka di Asia sebagaimana visinya menjadi “Perusahaan shipping terkemuka di Asia dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia”.
Direktur Armada PT PIS Muhammad Irfan Zainul Fikri,mengatakan untuk mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang andal, PIS berproses mendekati kampus-kampus pelayaran dan bertukar informasi kondisi terkini di industri agar silabus bisa lebih fleksibel dan memenuhi perkembangan zaman. Mata kuliah di kampus-kampus pelayaran juga harus disesuaikan dengan kebutuhan sehingga pelaut-pelaut Indonesia mampu bersaing di kancah internasional.
Dijelaskan Irfan, ke depan PIS akan melakukan regenerasi terhadap para pelaut-pelautnya, mengingat PIS saat ini mengelola 96 kapal tanker. Bahkan ke depan PIS juga akan memiliki LNG, Floating Storage Regasification Unit (FSRU), dalam menjalan bisnis marine dan logistic. Untuk itu pelaut-pelaut yang ada di PIS harus digerakan dan ditingkatkan kapabilitasnya untuk mengawal kapal-kapal Indonesia.
“Ketika para pelaut senior naik, maka dibutuhkan pelaut-pelaut muda yang andal untuk menggantikan posisinya. Untuk itu kami melakukan pendekatan ke kampus-kampus dengan agresif untuk mendapatkan pelaut “Best Talent” dari taruna-taruni yang andal, yang mampu bersaing dan berkompetisi dengan pelaut-pelaut asing” tegas Irfansaat acara PIS Goes To Campus, di Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang, Kamis (27/10/2022).

Daya Saing
Diungkapkan Irfan, kelemahan pelaut Indonesia adalah penguasahaan Bahasa Inggrisnya masih kurang bila dibandingkan dengan pelaut Filipina, Myanmar. Untuk itulah PIS datang ke kampus-kampus mencari lulusan-lulusan terbaik yang tidak hanya memiliki nilai akademik tinggi tetapi juga memiliki nilai tambah lainnya.
Pelaut kita dengan pelaut Filipina masih kalah, apalagi dengan Myanmar kita kalah jauh. Pelaut kita masih kurang ngotot, kurang agresif dibanding Myanmar, sehingga kalah dalam berkompetisi secara internasional..
“Pelaut kita dengan Myanmar kalah ngotot, kalah agresif, mereka disuruh berada 8 bulan di kapal tidak ada masalah. Jadi berbeda dengan pelaut Indonesia yang baru 6 bulan berada di kapal sudah berpikir kapan bisa pulang, kapan bisa ketemu orang tua, kapan bisa bertemu pacar, sehingga secara loyality pelaut kita masih kalah,” ungkap Irfan.
Bagi taruna-taruni yang ingin bergabung dengan PIS, harus memenuhi persyaratan yakni, pertama memiliki kemampuan akademik yang tinggi. Karena untuk mengejar kru yang memiliki kapabilitas tinggi, mereka harus memiliki IQ tinggi, karena bila memiliki nilai akademik yang rendah akan menjadi beban bagi PIS. Kedua harus memiliki integritas tinggi, sehingga ketika kapal keluar tidak ada kesalahan dalam operasional.
Ketiga harus memiliki keahlian dalam berkomunikasi seperti Bahasa Inggris. Karena dalam bisnis Marine dan Logistik kemampuan berkomunikasi sangat penting mengingat bisnis PIS merupakan bisnis internasional. Terakhir Keempat, pelaut sebagai garda terdepan atau fronliner yang mewakili PIS harus memiliki kemampuan dalam berbisnis
“Empat kriteria inilah yang harus dipenuhi para calon pelaut-pelaut muda PIS, karena PIS kini semakin mendunia dan GO Global dengan banyaknya rute rute internasional yang telah dikuasai. Saat ini PIS sukses menembus 12 rute pelayaran internasional, diantaranya Afrika, Arab Saudi, UEA, Australia, Singapura, Malaysia, China, Amerika Serikat (AS), India, Aljazair dan Bangladesh,” tambah Irfan.
Peluang pasar yang dimiliki PIS masih sangat besar dalam mendukung sektor kemaritiman khususnya yang terkait sektor bisnis energi. PIS kini sudah memiliki beberapa kapal tanker, mulai dari kapal VLCC (Very Large Crude Carrier), VLGC (Very Large Gas Carrier), bisnis lepas pantai atau offshore seperti Floating Storage Regasification Unit (FSRU), energi dan bahan bakar baru dan terbarukan, bahkan hingga pemanfaatan teknologi untuk mengurangi emisi CO2. PIS dalam menjalankan bisnisnya juga tetap menggunakan teknologi ramah lingkungan dalam rangka menunjang penggunaan Green Energ
Kedatangan PIS ke kampus-kampus ini untuk berdiskusi dengan Bahari Cirebon PIP Semarang, Politeknik Pelayaran Surabaya, Politeknik Bumi Akpelni Semarang, dan AKMI Suaka untuk membuat silabus perkuliahan yang sesuai dengan PIS. Ini penting agar lulusan memiliki kualitas yang dibutuhkan oleh PIS untuk mendapatkan pelauat-pelaut yang .
“PIS memiliki peran penting dalam distribusi energi nasional dan ketahanan energi, kami menyelenggarakan moda transportasi yang tepat dan juga aman. Bergerak di bisnis maritim dan perkapalan, tentunya kami harus mengadopsi perkembangan teknologi dan lainnya. Perkembangan ini tentunya membutuhkan taruna taruni yang ke depannya tidak hanya bisa mengoperasikan kapal saja, tapi juuga memiliki wawasan dan mengikuti perkembangan teknologi,” ujar tutup Irfan.

Digitalisasi Teknologi
Direktur Pemasaran PTK Imam Bustomi juga menambahkan PTK mengutamakan prinsip service excellence dalam menjalankan bisnisnya. Bisnis yang dijalankan PTK cukup banyak, sehingga di era digitalisasi ini pelaut kita harus mampu menguasai teknologi.
“Digitalisasi sebagai perrkembangan zaman juga tidak terhindarkan, sehingga kami terus berinovasi agar bisa ekspansi ke pasar yang lebih luas.” Ujarnya.
Sekretaris Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Captain Antoni Arif Priadi mengatakan kebutuhan pelaut Indonesia masih cukup besar seiring dengan pertumbuhan kapal. Namun kendala pelaut Indonesia saat ini adalah kemampuan dalam berbahasa Inggris dan budaya untuk tidak “HomeSick”.
“Kebutuhan pelaut di Indonesia saat ini masih cukup tinggi, baik itu perwira maupun ABK. Apa yang dilakukan Pertamina dalam mencari pelaut-pelaut dari kampus to kampus patut diapresiasi,” jelasnya.
Dijelaskan Anton, Pertamina dalam menjalankan bisnis juga dituntut efisien, sehingga dalam merekrut pelaut juga tidak main-main. Untuk merekrut kru kapal dibutuhkan pelaut yang memiliki etika, integritas dan kemampuan akademik yang sesuai standar global agar efisiensi diatas kapal terjadi. Selain itu pelaut kita juga dituntut mampu beradaptasi dengan pelaut-pelaut asing.
“Pertamina tentunya tidak ingin mendapatkan kru yang dibawah standar. Karena bila tidak sesuai standar bisa saja kapalnya terjadi tabrakan, boros penggunaan BBM dan laiinya, dan tentunya akan merugikan Pertamina, karena tidak adanya efisiensi malah terjadi pemborosan,” jelas Anton.
PT Pertamina International Shipping , sebagai Sub Holding Integrated Marine Logistics, yang memiliki lini bisnis yang besar tentunya tidak akan main-main dalam merekrutnya krunya. Apalagi bisnis PIS sudah mendunia dan sudah banyak kontrak kerja yang ditandatangani dengan pisak asing.
Sementara kehadiran PIS melakukan sosialisasi tentang potensi pasar yang besar di industri pelayaran dan losgistik disambut antusias ratusan taruna dan taruni dari berbagai sekolah ilmu pelayaran. Para taruna-taruni ini sangat tertarik untuk bergabung menjadi kru kapal Pertamina, dalam industry bisnis internasional untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia. (Tri Sutristiyaningsih)