Badan Pangan Nasional/NFA Pastikan Stabilitas Pasokan dan Harga Gula Terkendali
METROJATENG.COM, JAKARTA – Badan Pangan Nasional/NFA (National Food Agency) akan terus mengawal stabilisasi pasokan dan harga komoditas gula. NFA juga mendorong penguatan stok gula dengan keterlibatan berbagai pihak/stakeholder terkait.
Hal tersebut disampaikan Kepala NFA Arief Prasetyo Adi, usai menghadiri Rapat Terbatas membahas kebijakan gula nasional, Rabu (20/7/2022), di Jakarta, yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo dan para Menteri/Lembaga terkait. Arief mengatakan, NFA akan terus melakukan pemantauan untuk memastikan agar stabilitas pasokan dan harga gula dalam kondisi yang aman dan terkendali.
“Sebagai salah satu komoditas pangan yang memengaruhi inflasi, Presiden Joko Widodo mengarahkan agar mempersiapkan kebutuhan gula nasional dengan baik. Bertahap mengurangi import dan swasembada gula dalam 5 tahun kedepan,” ujarnya.
Untuk mencapai sasaran tersebut, menurut Arief, perlu dilakukan perbaikan kegiatan on farm dan off farm secara detail, seperti koordinat lokasi penanaman tebu, ketepatan jumlah dan waktu pemupukan, persiapan bibit di on farm. Sementara itu, di off farm perlu disiapkan perbaikan pabrik, peningkatan rendemen untuk gula berbasis tebu, juga keterlibatan teknologi untuk alternatif energi dari ethanol dari produk samping industri gula.
Arief mengatakan, NFA juga akan terus mengawal stabilitas harga jual gula dari tingkat petani hingga konsumen. “Kami akan kawal dari hulu hingga hilir. Untuk memastikan stabilisasi perlu dijaga kepastian harga di tingkat petani agar minat petani untuk menanam tebu tetap tinggi, sehingga dapat memastikan ketersediaan bahan baku tebu,” ungkapnya.
Harga Gula petani juga berbanding lurus dengan produktivitas petani. Saat ini Pabrik Gula diminta membeli Rp 11.500/kg dengan Harga Acuan Rp 13.500/kg di tingkat konsumen, penyesuaian naik Rp 1000 dari tahun lalu.
Lebih lanjut, Arief mengatakan, untuk upaya penguatan produksi oleh BUMN dengan berpartner dengan Expert dari Luar Negeri melalui pendekatan bisnis, penguatan stok dan ujungnya hilirisasi gula ini akan melibatkan berbagai stakehoder seperti Holding Perkebunan PTPN, Holding Pangan ID FOOD, Bulog, Pihak Swasta dan Asosiasi. Salah satunya, melalui kolaborasi pendistribusian gula ke wilayah rawan pangan. Diharapkan melalui kerja sama pendistribusian ini harga jual gula tetap stabil dan mengurangi disparitas harga.
Seperti diketahui, kebutuhan total gula nasional sebesar 7,3 juta ton per tahun, saat ini masih lebih dari 4 juta ton ketersediaan masih dipenuhi dari luar negeri. Kebutuhan gula konsumsi 3,2 juta ton setahun baru dapat dipenuhi 2,2 juta ton dari produksi negeri sendiri.(ris)