Metro Jateng
Berita Jawa Tengah

Sido Muncul Dorong Generasi Muda Lestarikan Tradisi Minum Jamu

Irwan Hidayat : Budaya Minum Jamu Kini Jadi Gaya Hidup Sehat Masyarakat

METROJATENG.COM, SEMARANG – PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mendorong generasi muda untuk melestarikan tradisi minum jamu. . Melalui berbagai inovasi dan berbagai program menarik lainnya, Sido Muncul berupaya meningkatkan kesadaran dan minat generasi muda untuk minum jamu dalam upaya untuk menjaga kesehatan.

Melihat banyak generasi muda yang kini enggan untuk minum jamu dengan alasan pahit atau tidak enak, kini Sido Muncul melakukan terobosan baru dengan membuat jamu dalam berbagai bentuk, seperti jamu cair, pil dan lainnya dengan harapan generasi muda mudah mengkonsumsi jamu. Untuk itu dalam  memperingati Hari Jamu Nasional yang jatuh pada tanggal 27 Mei, PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) dengan tema “Jamu Masa Depan” ,  menggelar acara gerakan minum jamu bersama masyarakat, pada Selasa (3/6/2025)

Pada acara ini Sido Muncul mengundang 100 orang, terdiri dari angkringan dan penjual jamu, ke Pabrik Sido Muncul di kawasan Ungaran Semarang, pada Selasa, (3/6/2025). Acara ini sangat meriah, karena puluhan penjual jamu ikut hadir meramaikan gerakan minum jamu yang disambut antusias oleh masyarakat.

Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat mengatakan, ada dua cara untuk mengembangkan jamu, yaitu dengan berbasis ilmiah dan melestarikan tradisi minum jamu. Dengan kerja sama antara perusahaan-perusahaan jamu dan angkringan jamu, diharapkan dapat mengembangkan jamu ke generasi-generasi muda dan melestarikan warisan budaya ini.

“Pengembangan industri jamu di Indonesia juga mendapat dukungan pemerintah apalagi Indonesia  memiliki kekayaan hayati yang luar biasa, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan jamu sebagai sumber ekonomi dan budaya,” ujarnya.

Jamu menurut Irwan merupakan aset yang besar bagi Indonesia. Hal ini disebabkan industri jamu melibatkan banyak orang dari hulu-ke hilir.

“Tidak hanya pengusaha jamu saja yang terlibat tetapi juga industri kemasan, distribusi, petani dan masih banyak lagi. Untuk itu generasi muda diharapkan mau melestarikan budaya dan tradisi minum jamu,” katanya.

Industri jamu harus berani mengembangkan produk jamu yang modern dan menarik, Sido Muncul berharap dapat memperkenalkan jamu kepada generasi muda dan meningkatkan kesadaran tentang manfaat dan keamanan jamu.

“Adanya peringatan Hari Jamu Nasional menandakan, budaya minum jamu telah menjadi gaya hidup sehat karena masyarakat tahu akan khasiat dan manfaatnya bagi kesehatan. Budaya ini akan menjadi tradisi, yang akan kami lestarikan selalu, apalagi  UNESCO resmi memasukkan Budaya Sehat Jamu (Jamu Wellness Culture) sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) pada akhir tahun 2023,” ujar Irwan Hidayat.

Pada kesempatan yang sama, Irwan mengucapkan terima kasih kepada Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono yang telah menetapkan hari kebangkitan jamu di Indonesia pada tanggal 27 Mei 2008. Irwan mengatakan para penjual dan penikmat jamu merupakan sosok penting karena telah menjadi ujung tombak dalam memperkenalkan jamu, hingga sampai hari ini terus mempopulerkan jamu ke berbagai kalangan.

Melalui produknya, Irwan berharap dapat mengajak generasi muda pecinta jamu untuk ikut melestarikan tradisi minum jamu dan mengangkat kembali eksistensi jamu di Indonesia. Sido Muncul sebagai industri Jamu, ingin tetap memelihara tradisi namun juga tetap berinovasi dengan menyediakan produk-produk Jamu yang berkualitas dengan teknologi modern, sehingga dapat mengikuti zaman dan dapat dinikmati setiap generasi.

“Kami mengajak para angkringan dan penjual jamu untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memperkenalkan jamu kepada masyarakat termasuk para generasi muda. Seperti halnya, Sido Muncul yang berkomitmen untuk terus mengembangkan jamu yang dikemas dalam bentuk modern agar lebih praktis untuk dikonsumsi, sehingga dapat menarik minat generasi muda untuk ikut melestarikan tradisi minum jamu, serta menjadi alternatif bagi masyarakat yang kurang menyukai aroma jamu yang terkesan pahit,” tambah Irwan.

Sido Muncul terus berinovasi dalam memperluas jangkauan produknya dengan mendekatkan diri kepada masyarakat, salah satunya melalui kolaborasi dengan komunitas angkringan. Upaya ini dilakukan untuk menghadirkan jamu sebagai menu andalan yang mudah dijangkau dan dinikmati oleh masyarakat luas dalam suasana santai dan akrab khas angkringan. Melalui kemitraan ini, Sido Muncul berharap dapat memperkuat citra jamu sebagai minuman sehat yang relevan dengan gaya hidup masa kini sekaligus melestarikan warisan budaya Indonesia.

Sido Muncul sendiri telah memiliki varian produk Sido Muncul Natural yang dikemas secara modern dalam bentuk Soft Capsule, yang sebelumnya diproduksi dalam bentuk serbuk dan cair, seperti produk Tolak Angin yang awalnya dalam bentuk serbuk, kemudian dikemas dalam bentuk sachet (cair) kemudian dikembangkan kembali dalam bentuk Soft Capsule. Ada juga varian jamu siap minum (Ready to Drink) yang dikemas dalam botol seperti Jamu Lifestyle.

Jamu telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia selama berabad-abad. Tradisi minum jamu di Nusantara diyakini telah ada sejak abad ke-8, dibuktikan dengan relief di Candi Borobudur dan beberapa manuskrip kuno seperti Kakawin Ramayana dan Serat Chentini.

Berkat manfaatnya yang baik untuk kesehatan, makna yang tersimpan, dan upaya bangsa Indonesia dalam melestarikan jamu, UNESCO resmi memasukkan Budaya Sehat Jamu (Jamu Wellness Culture) sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) pada akhir tahun 2023. Jamu menjadi WBTb Indonesia ke-13 yang berhasil dienkripsi ke dalam daftar WBTb UNESCO.

Ketua atau Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Semarang adalah Lintang Purba Jaya, S.Farm,Apt.,M.Si. mengapresiasi besar pengembangan budaya minum jamu di Indonesia. Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan keamanan konsumsi jamu, Badan POM menyelenggarakan pelatihan untuk para pengrajin jamu.

Pelatihan ini bertujuan untuk mengenalkan jamu kepada masyarakat melalui angkringan dan modernisasi minum jamu. Badan POM juga melakukan pendampingan kepada para pengrajin jamu untuk memenuhi persyaratan keamanan dan mutu.

Dengan demikian, Badan POM berharap dapat mengembangkan budaya jamu yang lebih dekat dengan masyarakat dan memastikan keamanan dan mutu jamu terjamin. Badan POM berkomitmen untuk mendukung pengembangan jamu di Indonesia dan memastikan bahwa jamu dapat dinikmati oleh semua generasi dengan aman dan bermanfaat.

Ketua Gabungan Pengusaha (GP) Jamu Jawa Tengah, Stefanus Handoyo, telah meluncurkan beberapa program untuk mengembangkan budaya minum jamu di kalangan generasi muda. Program-program ini bertujuan untuk memperkenalkan jamu kepada generasi muda dan meningkatkan kesadaran tentang manfaat dan keamanan jamu.

Salah satu program yang diluncurkan adalah pengembangan angkringan jamu, yang memungkinkan anak-anak muda untuk nongkrong dan minum jamu di tempat yang nyaman. Program ini diharapkan dapat meningkatkan popularitas jamu di kalangan generasi muda.

Selain itu, juga sedang memproduksi film jelajah jamu Nusantara yang terdiri dari 4 film. Film-film ini diharapkan dapat memperkenalkan keanekaragaman jamu di Indonesia dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya melestarikan budaya jamu.

Selain itu ada juga program Jamu go to School dan Campus” yang bertujuan untuk memperkenalkan jamu kepada siswa SD dan SMP, dan Kampus. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan minat generasi muda terhadap jamu. Program ini telah dilaksanakan di beberapa universitas, termasuk Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto dan Universitas Sebelas Maret. (*)

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.