Berbagai Intervensi Pelatihan dan Pendampingan Pemkab Banyumas, Sukses Entaskan 1.000 Lebih Pekerja
METROJATENG.COM, PURWOKERTO – Berbagai intervensi terus dilakukan Pemkab Banyumas melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) yang bersinergi dengan Orgaisasi Perangkat Daerah (OPD) dan instansi terkait di Kabupaten Banyumas untuk mengentaskan kemiskinan ektrem maupun penggangguran. Sepanjang Tahun 2023 sampai saat ini, sudah lebih dari 1.000 orang tidak bekerja yang mendapat pelatihan serta pendampingan hingga memperoleh pekerjaan layak.
Fungsional Perencanaan Ahli Muda BIdang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappedalitbangda Banyumas, Taufiq Hidayat mengungkapkan, intervensi untuk mengentaskan pengangguran terus dilakukan. Tidak hanya dengan pelatihan, namun juga ada pendampingan sampai yang bersangkutan berhasil mandiri ataupun bekerja.
Tahun 2023, kebutuhan intervensi pada awalnya sebanyak 1.450 dan tersisa sebanyak 378 di Tahun 2024. Namun, setelah dilakukan pengecekan di lapangan, dari jumlah tersebut sudah berkurang karena ada yang sudah bekerja, menjadi ibu rumah tangga, sakit serta meninggal, dan tersisa tinggal 178 orang.
“Tahun 2023, kita juga sudah melakukan intervensi terkait pengangguran dan tersisa 178 orang yang dituntaskan tahun ini, sehingga total sudah lebih dari 1.000 orang yang tertangani”, terangnya, Kamis (26/9/2024).
Intervensi yang dilakukan antara lain melalui pelatihan tata boga, perbengkelan, menjahit dan lainnya. Selain itu disediakan pula bantuan akses modal bagi yang akan membuka usaha.
Pelatihan tata boga dilaksanakan di Desa Karangsalam, Kecamatan Kemranjen, Desa Bogangin, Kecamatan Sumpiuh, Desa Karangsalam, Kecamatan Kemranjen dan beberapa tempat lainnya. Pelatihan ini bertujuan untuk memberdayakan kaum perempuan di desa dengan ketrampilan memasak dan mengolah makanan.
Sedangkan untuk para laki-laki dilaksanakan pelatihan ketrampilan menyablon, antara lain di Desa Karangsari, Kecamatan Kebasen, yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan peserta dalam membuat desain dan mencetak sablon.
“Pelatihan berbagai ketrampilan ini, kita prioritaskan pada 60 desa yang masuk kategori miskin ekstrem dan Alhamdulillah disambut dengan antusias oleh masyarakat. Dari hasil pelatihan tersebut, banyak yang sudah bekerja sekarang dan ada pula yang membuka usaha sendiri. Untuk yang membuka usaha sendiri, kita fasilitasi bantuan akses modal dari Baznas Banyumas”, terang Taufiq.
Pemberdayaan Berkelanjutan
Lebih lanjut Taufiq memaparkan, intervensi yang dilakukan Bappedalitbangda Banyumas lebih menitikberatkan pada pemberdayaan, karena dipandang lebih efektif untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Selain itu program juga berkelanjutan, karena ada pendampingan sampai mereka bisa mandiri atau mendapatkan pekerjaan.
Taufiq mengakui, ada sedikit kendala terkait mindset masyarakat yang sudah kerap menerima bantuan dalam bentuk tunai. Jiwa usaha kurang terbangun, karena terbiasa menerima batuan yang sifatnya mengurangi beban pengeluaran.
“Selain memberikan pelatihan, kita juga harus membangkitkan semangat mereka, dengan terus memberikan motivasi. Jika ditelaah lagi, bantuan fisik seperti bedah rumah, jambanisasi, air besih, serta pedidikan dan kesehatan sudah dijamin oleh pemerintah bagi warga miskin, sehingga sekarang tinggal bagaimana membuat mereka mampu memenuhi kecukupan pangan secara mandiri, caranya tentu saja dengan bekerja atau membangun usaha”, ucapnya.
Kerja keras kolaborasi Bappedaltbangda Banyumas dengan berbagai OPD dan instansi membuahkan hasil manis, saat ini sudah banyak para peserta pelatihan yang sudah mendapatkan pekerjaan dan membangun usaha sendiri. Sebut saja Mufi Barokah, warga Desa Jipang, Kecamatan Karanglewas, sekarang bekerja sebagai pramusaji rumah makan di Jakarta, kemudian Pian Alyandi, warga Desa Kemawi, Kecamatan Somagede, sekarang bekerja di Karawang setelah mengikuti pelatihan Barista. Tarsem warga Desa Kemawi, sekarang bekerja sebagai petani kopi dan masih banyak lagi lainnya. Ada juga yang membangun usaha mandiri, seperti Mohammad Tohiron, warga Desa Sidamulih, Kecamatan Rawalo yang sekarang berjualan online, Yuni Ratnasari, warga Desa Sanggreman, Kecamatan Rawalo yang sekarang gado-gado dan makanan ringan di desanya.
Terpisah, Kepala Bappedalitbang Kabupaten Banyumas, Dedy Noerhasan, S.T.M.Si mengatakan, ke depan penanganan pengganguran di Kabupaten Banyumas akan lebih terarah dan efektif lagi, karena Bappedalitbangda menginisiasi program penanganan kemiskinan dan pengangguran berdasarkan potensi wilayah.
“Nantinya, pelatihan yang dilakukan diselaraskan dengan kebutuhan dan potensi desa setempat, yang dikombonasikan dengan kepentingan kabupaten. Sehingga akan lebih efektif, karena sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja”, kata Dedy. (ADV)