FKIP UNS Gelar Pelatihan Bahasa Jawa di Media Sosial
*Tingkatkan Etika Berkomunikasi
METROJATENG.COM, KARANGANYAR- Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa, FKIP UNS melakukan pelatihan tata krama dan berkomunikasi menggunakan Bahasa Jawa di SMPN 2 Kebakkramat. Kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pentingnya etika dalam berkomunikasi di media sosial di kalangan remaja.
Kegiatan pelatihan dilaksanakan pada tanggal 28 bulan Juni 2024. Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh dosen-dosen di lingkungan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada kegiatan ini terbagi menjadi dua sesi yaitu pemaparan pemanfaatan media sosial yang disampaikan oleh Ibu Prima Veronika, S.Pd.,M.Pd dilanjutkan pendalam terhadap materi unggah-ungguh Bahasa Jawa yang disampaikan oleh Ibu Tya Resta Fitriana, S.Pd.,M.Pd.
Kegiatan diawali dengan sambutan yang disampaikan oleh ketua pengabdian yaitu Dr. Budi Waluyo, S.S.,M.Pd. kemudian dilanjutkan sambutan oleh Kepala Sekolah SMPN 1 Kebakkramat yaitu Suprapti, S.Pd.,M.Pd. Kepala sekolah menyampaikan bahwa sangat antusias dalam kolaborai antara dosen Pendidikan Bahasa Jawa, FKIP UNS dengan SMPN 2 Kebakkramat. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi penyemangat untuk siswa untuk belajar lebih dalam terkait Bahasa Jawa.
“Saya sangat menyambut baik kegiatan kolaborasi ini. Semoga kegiatan ini menjadi kegiatan yang positif dan dapat menyemangati siswa dan siswi di sini. Saya juga berharap semoga kegiatan ini dapat berlangsung secara kontinyu.” Tutur Suprapti saat memberi sambutannya.
Menggunakan metode ekspositori, peserta mengamati penyampaian materi dari narasumber. Metode ekspositori adalah cara menyampaikan gagasan atau ide dalam bentuk lisan atau tulisan. Metode ini mencakup gabungan dari metode ceramah, drill, tanya jawab, penemuan, dan peragaan. Selama kegiatan berlangsung, peserta menunjukkan antusiasme tinggi dan berpartisipasi aktif.
Pada saat penyampaian materi, peserta diberi kuis untuk menjawab beberapa pertanyaan terkait dengan unggah-ungguh maupun etika dalam berkomunikasi. Selama kegiatan diskusi berlangsung, diketahui masih banyak peserta yang belum paham tentang penggunaan bahasa Jawa yang baik dan benar sesuai dengan unggah-ungguh dalam berkomunikasi dengan orang yang lebih tua atau lebih tinggi pangkat maupun kedudukannya di dalam Masyarakat.
Pengabdian kepada masyarakat yang berjudul “Pelatihan Tata Krama dan Sopan Santun dalam Berkomunikasi Menggunakan Bahasa Jawa di Media Sosial” ini berjalan dengan sukses dan lancar sehingga seluruh peserta dapat mengikuti rangkaian kegiatan dengan antusias dan bersemangat. Peserta mengikuti kegiatan ini dengan baik, tertib dan mampu berpartisipasi aktif selama proses kegiatan berlangsung.
Ke depannya, evaluasi berkala perlu dilakukan untuk memantau sejauh mana program pengabdian masyarakat ini tercapai dan manfaat yang diperoleh peserta pelatihan. Setelah pelatihan dan pendampingan, banyak peserta merasa termotivasi untuk mencoba dan membiasakan diri menggunakan bahasa Jawa yang sesuai dengan unggah-ungguh dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Comments are closed.