OJK Pastikan Kondisi Industri Jasa Keuangan di Jawa Tengah Stabil dan Tumbuh Positif
METROJATENG.COM, SEMARANG – Kantor Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Jawa Tengah menilai kondisi sektor jasa keuangan di Provinsi Jawa Tengah sampai Desember 2023 dalam kondisi stabil dengan kinerja tumbuh positif didukung dengan likuiditas yang memadai.
“Kinerja perbankan di Jawa Tengah pada bulan Desember 2023 secara umum terjaga dengan baik dan mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu,” jelas Kepala OJK Provinsi Jawa Tengah, Sumarjono, Kamis (29/2/2024) di kantornya.
Dijelaskan Sumarjono , aset Perbankan di Jawa Tengah mencapai Rp619,11 triliun atau tumbuh 10,10 persen yoy. Dari sisi penghimpunan dana, dana pihak ketiga (DPK) perbankan di Jawa Tengah mencapai Rp370,79 triliun atau tumbuh 5,14 persen yoy. Sementara itu penyaluran kredit Bankljuga turut tumbuh sebesar 5,43 persen yoy atau mencapai sebesar Rp375,09 triliun.
Ia menyampaikan, pada sektor IKNB, jumlah penyelenggara fintech peer to peer lending berizin OJK hingga Desember 2023 yaitu sebanyak 101 penyelenggara yang terdiri dari 94 penyelenggara dengan sistem konvensional dan 7 penyelenggara dengan sistem syariah.
“Kinerja fintech peer to peer (P2P) Lending pada bulan Desember 2023 di Jawa Tengah tercatat tumbuh positif. Outstanding pinjaman mencapai Rp4,65 triliun dan meningkat sebesar 26,7 persen yoy. Pertumbuhan tersebut diikuti dengan risiko kredit yang masih terjaga, hal tersebut ditunjukkan oleh rasio Tingkat Wan Prestasi (TWP 90) sebesar 2,74 persen,” jelasnya.
Sementara itu untuk perusahaan pembiayaan mengalami kontraksi 0,72 persen yoy dengan NPF gross sebesar 2,66 persen. Sama halnya dengan perusahaan modal ventura yang mengalami kontraksi 17,99 persen yoy, dengan nilai pembiayaan Rp1,14 triliun.Sedangkan untuk kondisi Aset Dana Pensiun juga tumbuh 8,78 persen yoy mencapai Rp6,43 triliun dan investasi tumbuh 8,23 persen yoy mencapai Rp6,41 miliar. Premi asuransi di Jawa Tengah tumbuh 1,41 persen yoy mencapai Rp4.790 miliar, sedangkan klaim tumbuh 1,41 persen yoy mencapai Rp3.908 miliar.
Sedangkan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Jawa Tengah ada 111 LKM dan terbanyak secara nasional. Total Aset LKM Jawa Tengah mencapai Rp634,44 miliar atau sebesar 42,41 persen terhadap share aset LKM Nasional.
Transaksi Pasar Modal di Jawa Tengah didominasi oleh investor individu dengan jumlah SID Saham yang meningkat sebesar 19,62 persen yoy atau mencapai 617.651 investor pada Desember 2023, SID Reksadana meningkat 17,42 persen yoy atau mencapai 1.348.976 investor, selain itu SID SBN tumbuh 22,10 persen atau mencapai 81.606 investor.
Selain itu, implementasi Pusat Informasi Keuangan Terpadu Desa/ Kelurahan (PIKD) yang menjadi program unggulan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) di Jawa Tengah selama tahun 2023 telah dilakukan launching PIKD di Desa Plobangan Kabupaten Wonosobo dan beberapa Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah yang harapannya di tahun 2024 dapat dilaksanakan secara efektif di seluruh kabupaten kota se-Jawa Tengah (tya)