Hendi Optimis Hingga Akhir Tahun Seluruh BRT Sudah Beralih Ke BBG
PGN Komitmen Sediakan Kebutuhan GAS Untuk Jateng
METROJATENG.COM, SEMARANG – Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi optimis seluruh armada BRT sydah beralih menggunakan Bahan Bakar Gas (BBG) yang lebih ramah lingkungan , murah dan aman.Penggunaan BBG untuk transportasi jalan akan lebih efisien mengingat harga BBG berkisar Rp 4.500 per liter atau lebih murah dibanding dengan BBM lainnya yakni solar.
Pernyataan ini dikemukakan oleh Hendi saat meresmikan program Pemanfaatan dan Perluasan Gas Bumi Menuju Kota Semarang yang Ramah Lingkungan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Penggaron. Diharapkan supply BBG yang sebelumnya menjadi kendala program penggunaan BBG untuk BRT menjadi lancar dengan hadirnya SPBG di Makang dan Penggaron serta Kaligawe (2021)
Peresmian dua SPBG semarang ini merupakan salah satu rangkaian upaya percepatan program pemanfaatan Bahan Bakar Gas (BBG) untuk transportasi jalan sekaligus sosialisasi kepada masyarakat luas.
Kehadirannya 2 SPBG di Semarang ini Lanjut Hendi merupakan perjuangan yang cukup panjang yang dimulai dari tahun 2018. Saat itu, kita mengupayakan berbagai kerja sama hingga sharing knowledge untuk mempelajari converter kit untuk BRT kita bisa memakai energi yang bersih, dan aman.
“Tapi sayang, begitu armada BRT sudah terpasang converter kit, justru kendala kembali muncul.dengan tidak adanya suplai gas. Untuk itu saya laporan pada Pak Dirjen dan Alhamdulillah beliau merespon cepat sehingga BRT kita saat ini bisa running well,” jelas walikota yang mengaku sangat berterima kasih dengan hadirnya 2 SPBG lagi di kota Semarang.
Hadirnya 2 SPBG ini Semarang kini sudah memiliki 3 SPBG, sehingga suplai gas tidak ada masalah lagi. Untuk Hebdi berjanji akan segera menuntaskan program pengalihan bahan bakar BRT Trans Semarang ke gas,Saat ini masih ada 117 armada yang belum terpasang converter kit.
“Dari 249 Armada tinggal sisa 117 yang belum pakai gas. Sebentar lagi APBD selesai sehingga semua BRT kita akhir tahun ini diharapkan bisa pakai gas,” tegas Wali Kota.
Dijelaskan Hendi, sejak tahun 2019 BRT Trans Semarang telah berupaya beralih ke bahan bakar gas untuk mengurangi emisi karbon. Tetapi di akhir 2019 mengalami kekurangan supply gas sehingga saat itu Trans Semarang terpaksa menghentikan penggunaan gas.
Kemudian pada Agustus 2021 BRT Trans Semarang kembali memanfaatkan bahan bakar gas dengan porsi sekitar 30% sampai 40% dan sisanya masih menggunakan Solar.

“Alhamdulillah juga hari ini Pak Haryo mengatakan bersedia membantu 100 converter kit untuk Kota Semarang. Rencananya akan kita manfaatkan untuk truk pengangkut sampah. Setelah armada (BRT dan truk sampah) kita pakai gas, secara bertahap mungkin ada edaran untuk teman-teman ASN untuk menerapkan hal yang sama,” pungkas Hendi.
Kepala BLU UPTD Trans Semarang, Hendrix Setyawan, usai peresmian SPBG Penggaron mengatakan , seluruh BRT beralih ke gas. Sebagaimana di katakan walikota Semarang, sejak tahun 2019 BRT Trans Semarang sudah menggunakan BBG. Namun karena suplai gas terkendala, penggunaan BBG dihentikan dan kembali menggunakan BBM.
Operasional Armada BRT saat ini masih 70 persen BBM dan 30 Persen BBM (solar).Hadirnya 2 SPBG ini diharapkan suplai gas kembali lancar dan seluruh armada bisa menggunakan gas.
“Menggunakan Gas akan lebih efisien, karena harga gas lebih murah dibanding BBM. Selain itu penggunaan gas lebi ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan,” jelas Hendrix.
CEO Subholding Gas PT Pertamina PT PGN Tbk M Haryo Yunianto mengatakan, peresmian ini merupakan upaya dan komitmen Pertamina group dalam mendukung program konversi BBM ke BBG. Pada transisi energi menuju ke energi bersih. PT PGN selaku sub holding gas di PT Pertamina Persero berkomitmen untuk melanjutkan optimasi pengoperasian SPBG yang ada.
“Kamis siap berkomitmen untuk menyediakan BBG untuk kebutuhan masyarakat Jawa Tengah secara optimum,” tegas Haryo Yunianto. (tya)