Investasi di Jateng Tembus Rp66 Triliun, Serap Ratusan Ribu Pekerja: Investor Kini Lirik Wilayah Selatan
METROJATENG.COM, SEMARANG – Provinsi Jawa Tengah mencatat capaian impresif di sektor investasi sepanjang Januari–September 2025. Total realisasi investasi menembus Rp66,13 triliun, atau 84,42 persen dari target tahunan, dengan serapan tenaga kerja mencapai 326.462 orang. Angka tersebut menempatkan Jawa Tengah sebagai provinsi penyerap tenaga kerja tertinggi kedua di Pulau Jawa setelah DKI Jakarta.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng, Sakina Rosellasari, menyebut capaian tersebut merupakan hasil dari realisasi investasi triwulan I hingga III 2025. Pada triwulan III saja (Juli–September), investasi yang masuk mencapai Rp20,55 triliun dengan tambahan lapangan kerja bagi lebih dari 104 ribu orang.
“Ini menunjukkan bahwa Jawa Tengah masih menjadi salah satu destinasi investasi paling menarik di Indonesia,” jelasnya.
Menurut Sakina, sektor Penanaman Modal Asing (PMA) masih didominasi industri alas kaki, karet dan plastik, serta tekstil, sedangkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) banyak digerakkan oleh industri makanan dan minuman. Sektor-sektor tersebut berperan besar dalam menciptakan lapangan kerja baru di berbagai daerah.
Kawasan Industri Jadi Magnet Utama
Empat wilayah dengan kawasan industri besar masih menjadi primadona investor, yakni Kabupaten Kendal, Kota Semarang, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Batang. Pemerintah Provinsi kini mendorong pengembangan kawasan industri baru di wilayah selatan yang dinilai memiliki potensi besar, seperti Cilacap, Banyumas, Kebumen, dan Purbalingga.
“Kami mendukung penuh arahan Gubernur Ahmad Luthfi untuk membuka peluang investasi di daerah selatan. Dengan pemerataan pembangunan kawasan industri, manfaat ekonomi bisa lebih dirasakan masyarakat secara luas,” jelas Sakina.
Kemudahan akses transportasi disebut menjadi salah satu alasan utama investor memilih Jawa Tengah. Infrastruktur jalan tol dan jalur logistik yang terhubung langsung ke pelabuhan dan bandara membuat kawasan di Pantura, seperti Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang, hingga Sragen dan Karanganyar, semakin diminati.
Selain investor domestik, sejumlah negara turut berkontribusi besar terhadap arus investasi ke Jateng, di antaranya Hongkong, Tiongkok, Singapura, Korea Selatan, dan Samoa Barat.
“Ketika akses jalan tol, pelabuhan, dan bandara tersedia, maka efisiensi logistik meningkat. Inilah yang dicari para investor, terutama yang berorientasi ekspor,” pungkas Sakina.
Dengan tren investasi yang terus meningkat dan penyerapan tenaga kerja yang tinggi, Jawa Tengah kian memantapkan posisinya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di Pulau Jawa, sekaligus contoh sukses kolaborasi antara pemerintah daerah dan dunia usaha.
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.