Klenteng Cu An Kiong, Perpaduan Arsitektur Klasik dan Nilai Spiritual
METROJATENG.COM, REMBANG – Jika ingin melihat arsitektur klasik yang kaya akan nilai sejarah dan nilai spiritual, Klenteng Cu An Kiong adalah tempat yang tepat untuk dikunjungi. Berlokasi di Desa Soditan, Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, tempat ini menjadi saksi bisu sejarah yang tak ternilai. Berdiri megah sejak abad ke-15, klenteng ini menjadi salah satu bukti penting dari jejak peradaban Tionghoa di pesisir utara Jawa. Didirikan oleh komunitas Tionghoa menggunakan kayu jati asli, klenteng ini menawarkan pesona yang memikat siapa saja yang mengunjunginya. Bahkan, dua tiang penyangga utama klenteng, yang terbuat dari kayu jati, masih kokoh berdiri hingga sekarang, meski sudah berusia lebih dari lima abad. Seolah menjadi simbol kekuatan dan ketahanan, tiang ini tidak pernah diganti sejak pertama kali klenteng ini dibangun.
Nama Cu An Kiong memiliki arti Istana Ketentraman Welas Asih. Sesuai dengan maknanya, klenteng ini memberikan ketenangan bagi setiap orang yang datang untuk beribadah atau sekadar mengagumi arsitektur kunonya. Di ruang utama, altar Tian Shang Sheng Mu, atau Dewi Surga, menjadi pusat dari seluruh kegiatan ibadah, memberikan sentuhan spiritual yang menenangkan.
Pada salah satu pintu klenteng terdapat dua daun pintu dengan ukiran dua tokoh penting dalam sejarah Tionghoa Lasem, yaitu Bi Nang Un dan istrinya, Na Li Ni. Mereka dikenal sebagai pelopor pengajaran seni batik pada penduduk Lasem, yang hingga kini menjadi salah satu kekayaan budaya kota tersebut. Ukiran ini bukan hanya sekadar dekorasi, tetapi juga pengingat akan warisan budaya dan hubungan erat antara komunitas Tionghoa dan masyarakat Lasem yang telah terjalin selama berabad-abad.