BPPTKG Teliti Abu Letusan Freatik Gunung Merapi
MAGELANG – Gunung Merapi kembali meletus freatik untuk ketiga kalinya, hari ini, Senin (21/5) pada pukul 17.50. Letusan ini terjadi selama 3 menit dengan amax 50 mm.

Heru Suprawoko, petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi Ngepos, Srumbung Kabupaten Magelang mengatakan, letusan freatik kembali terjadi pada sore tadi pukul 17.50. Suara gemuruh terdengar dari pos pengamatan Gunung Merapi di Babadan yang berjarak 4 km dari puncak gunung, saat letusan itu terjadi.
Menurut Heru, letusan freatik yang terakhir tidak terjadi hujan abu. Sedang cuaca di sekitar pos pengamatan tertutup kabut.
Petugas dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), mengumpulkan material tempra atau jatuhan dari Gunung Merapi yang keluar saat letusan freatik hari ini. Sampel abu itu diambil di Pos Pengamatan Gunung Merapi ‘Ngepos” Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang.
“Ini wajib kita ambil untuk mengetahui komposisi material letusan gunung Merapi,” kata Raditya Putra, petugas dari BPPTKG.
Ia mengambil dua sampel jatuhan abu hasil letusan freatik yang terjadi pada Senin dini hari pukul 01.25 dan letusan freatik kedua pukul 09.38.
Menurutnya, pengambilan jatuhan material ini untuk mengetahui komposisi metarial letusan gunung Merapi baru-baru ini. “Kita akan melihat perbedaan jatuhan material saat erupsi freatik pada 11 Mei lalu dan yang terjadi Senin, (21/5),” katanya.
Menurutnya, secara visual, ia melihat abu yang jatuh saat letusan freatik hari ini lebih halus dibanding pada 11 Mei lalu. Demikian juga untuk volumanya, di pos Ngepos Srumbung hanya sedikit. Hal itu berbeda dengan saat hujan abu yang jatuh di Kaliurang Jogjakarta beberapa waktu lalu.
Jatuhan material yang dibawa ini, nantinya akan dibawa ke laboratorium BPPTKG Jogjakarta. Hasilnya untuk mengetahui jenis letusan gunung Merapi.Juga untuk mengetahui apakah abu yang turun ini merupakan material baru atau lama.(MJ-24)