Metro Jateng
Berita Jawa Tengah

Ingin Berbagi Pengalaman Owner Laboratorium CITO Luncurkan Buku Biografi “Creative Lady Doctorpreneur”

 

METROJATENG.COM, SEMARANG  –  Laboratorium CITO. salah satu Laboratorium terbesar di kota Semarang, terus berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggannya. Bahkan setelah mengalami  jatuh bangun, lebih- lebih saat pandemi COVID -19 membuat Laboratorium CITO semakin kuat dan memiliki beberapa Cabang di beberapa kota besar di Indonesia.

Kesuksesan Laboratorium CITO ini tidak lepas dari campur tangan dr Dyah Anggraeni , yang juga owner CITO. Berbagai produk kesehatan telah diluncurkan untuk kesehatan masyarakat.

Dari keberhasilan CITO bertahan ditengah berbagai kendala, membuat dr Dyah Anggraeni terinspirasi untuk berbagi pengalaman dalam karir dan usahanya dengan membuat buku ,” Creative Lady Doctorpreneur” yang hari ini Rabu (11/9/2024) diluncurkan di Gumaya Hotel yang dihadiri para pengusaha, dokter dan rekan sejawat lainnya termasuk Hermawan Kertajaya.

“Saya meluncurkan buku ini karena ingin berbagi  khususnya kepada family bisnis dan calon-calon entrepreneur khususnya bagi wanita karena wanita karir  harus mampu menjaga keseimbangan antara keluarga, pekerjaan dan mungkin masih harus berorganisasi,” ujar dr Dyah Anggraeni, usai meluncurkan buku biografi pertamanya.

“Ini adalah inspirasi yang coba saya bagikan bukan hanya riwayat hidup saya,tetapi juga tentang perjalanan bisnis dan bagaimana untuk bertahan dan mengembangkan bisnis, ditengah persaingan pasar yang semakin ketat,” ujarnya. 

Menurutnya ini buku biografi pertama baru pertama dan belum diperjualbelikan. Buku ini masih untuk kalangan sendiri.

“Nanti kami akan membuat edisi berikutnya yang itu sifatnya lebih bisa dinikmati masyarakat,” ungkapnya.

Meriah – Peluncuran buku biografi dr Dyah Anggraeni “Creative Lady Doctorpreneur” berlangsung meriah dengan dihadiri kerabat keluarga dan rekan sejawat serta para dokter. (tya)

 

Ditambahkan Dyah buku ini bukan untuk saya nikmati sendiri, tetapi juga bisa dinikmati orang-orang terdekat saya, bahkan bisa dinikmati oleh para pejuang kemanusiaan dan lingkungan, pengusaha wanita dan wanita karir , para entrepreneur family business, serta calon enterpreneur .

“Saya berharap sisi positif dari pengalaman yang saya ceritakan di buku ini bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi siapapun yang membacanya,” ungkapnya.

Buku ini terdiri atas 10 bab, yang secara sekilas membahas antara lain bab 1, menceritakan tentang bagaimana ayah saya membangun usaha dengan jiwa entrepreneurship yang kuat didampingi ibu yang selalu mensuport usaha beliau sambil tetap membesarkan anak-anaknya dan berperan dalam masyarakat. Ini merupakan inspirasi yang kuat bagi saya untuk mengembangkan perusahaan. Bab 2 , menyangkut kisah tentang  proses pendewasaan, yang menceritakan setiap proses pendidikan dari SD sampai dengan Pasca Sarjana , bahkan KKN di desa Kaliboja.

“Semua yang saya lalui, selalu punya nilai-nilai  yang membentuk diri dan kepribadian saya setelah dewasa,” ujarnya.

Bab 3, saya bicara tentang kegagalan. Menurutnya  bukanlah segalanya. Kegagalan adalah awal dari sebuah keberhasilan, dan Tuhan tahu yang terbaik untuk kita. Sedangkan bab 4, adalah proses pembelajaran menjadi seorang entrepreneur. Butuh perjuangan dan sama sekali tidak instan.

Bab 5, mulailah membangun Cito, dengan merestart bussines plan, membangun organisasi Mutu ISO, mengatasi generation gap,membangun infrastruktur SDM dalam bentuk kompetensi tinggi, serta memberikan kesempatan belajar yang lebih tinggi. Bab 6 menyangkut masalah pengembangan perusahaan. Dibagian ini ada 3 poin yang dilakukan, yaitu pengembangan cabang, pengembangan produk dan Digital marketing.

Sedangkan bab 7  merupakan masa Pandemi COVUD -19, yang membahas  tentang manajemen krisis dan bagaimana cara  menghadapinya. Bab 8, membahas  visi misi baru tentang bagaimana menerapkan sebuah tagline baru, innovation for happiness yang mengusung tema customer centris dibandingkan focus yang hanya product centris. karena Sehat dan Bahagia adalah segalanya.

“Kedepan harapan kami bisa lebih flexible, dan dapat mengikuti perkembangan sesuai jamannya,” tambahnya..

Sedangkan bab 9 menyinggung soal transisi dan berkelanjutan, adalah fase persiapan untuk mendidik generasi ke 3 agar siap mengambil alih kepemimpinan dan meningkatkan peran perusahaan bagi masyarakat sekitar berdasarkan Sustainable Development Goals.  Pada bab 10, menyangkut sisi lain yang menceritakan tentang  pengalaman dalam organisasi kemanusiaan, misalnya  rotary, kepedulian pada Lingkungan dan pengembangan organisasi olah raga.

“Terakhir saya berharap akan  lebih banyak lagi usaha keluarga di Indonesia yang tidak hanya bertahan tapi sukses di Industrinya,  baik di level local, Nasional maupun Internasional,” ungkap Dyah.

Berbagi Pengalaman – Owner Laboratorium CITO ingin berbagi pengalan dengan meluncurkan buku biografi “Creative Lady Doctorpreneur”. (tya)

 

Sementara itu Hermawan Kertajaya, Founder & Chairman Markplus yang memberikan ulasan mendalam mengenai isi buku yang menyoroti tentang ketangguhan dan kreativitas dr Dyah  dalam mengembangkan CITO, salah satu laboratorium medis terkemuka di Indonesia.

“Kalau melihat angka statistik, mestinya Indonesia bisa punya women preneur dalam jumlah besar,” ujar Hermawan dalam sambutannya.

Ia menambahkan, meskipun pertumbuhan jumlah entrepreneur wanita semakin meningkat, proporsinya masih belum seimbang dibandingkan jumlah populasi wanita di Indonesia. 

Hermawan juga menekankan pentingnya peran wanita dalam sektor-sektor yang sebelumnya didominasi oleh pria.

“Saya terus terang mengharapkan bukan hanya semakin banyak wanita yang menjadi entrepreneur, tetapi secara proporsi juga semakin membaik,” ujarnya, seraya memuji 

langkah berani dr. Dyah dalam melipatgandakan jumlah cabang CITO dalam waktu yang relatif singkat. Buku ini tidak hanya menceritakan kisah sukses dr. Dyah dalam menjalankan CITO, tetapi juga menggambarkan bagaimana ia mampu mengintegrasikan unsur-unsur Creativity, Innovasion, Entrepreneurship, dan Leadership (CIEL) serta Productivity, Improvement, Professional, dan Management (PIPM) dalam manajemen CITO.

Acara ini menegaskan bahwa sosok dr. Dyah Anggraeni adalah inspirasi nyata bagi wanita ndonesia yang ingin berperan lebih dalam dunia entrepreneurship, khususnya di bidang kesehatan.

“Buku “Creative Lady Doctorpreneur” diharapkan bisa menjadi referensi berharga bagi para calon wirausahawan wanita yang ingin mengembangkan bisnis dengan landasan yang kuat dan visi yang jauh ke depan,” pungkas Hermawan Kertajaya. (tya)

Comments are closed.