Bangun Militansi Pemilih, Yanuar Arif Wibowo Turun ke Masyarakat Bawa ‘Hope’
METROJATENG.COM, PURWOKERTO – Saat banyak caleg berlomba-lomba memasang baliho, caleg DPR RI dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dapil Banyumas-Cilacap, Yanuar Arif Wibowo memilih untuk lebih banyak turun dan bertemu masyarakat dengan membawa ‘hope’.
“Dari berkeliling ke 51 kecamatan di Banyumas dan Cilacap, banyak masyarakat yang saya jumpai, mereka mengaku belum pernah bertemu dengan wakil rakyatnya. Ini sebuah kondisi yang memprihatinkan, berkali-kali mencoblos, tetapi mereka belum pernah bertemu dengan wakil rakyat yang dipilihnya. Karenanya, saya memilih untuk lebih banyak turun bertemu masyarakat, membangun kedekatan, daripada hanya berlomba-lomba pasang baliho, kalau toh ada baliho saya, itu karena memenuhi permintaan teman caleg yang tendem dengan saya”, kata Yanuar, Selasa (19/12/2023).
Lebih lanjut Wakil Ketua Bidang Kepemudaan DPP PKS ini mengatakan, dalam pencalonan kali ini, ia bersikeras meminta untuk ditempatkan di dapil yang DPR RI PKS nya tidak mempunyai kursi. Pertama ada dua pilihan yaitu di Kepulauan Riau dan Banyumas-Cilacap, dengan pertimbangan jarak mobilitas, Yanuar memilih Banyumas-Cilacap.
Meskipun berasal dari Surabaya, Jawa Timur, namun Banyumas sudah tidak asing bagi Yanuar. Ia pertama kali ke Banyumas tahun 2005, saat itu dalam rangka mendampingi anggota DPR RI menghadiri acara refleksi reformasi 98 di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed). Dan ia kembali datang ke Banyumas tahun 2020 lalu, langsung bersosialisasi dengan masyarakat, bahkan dua mobil ambulance sudah diberikan untuk membantu masyarakat pada dua kabupetan tersebut.
Bangun Militansi
Pasca berkeliling di Banyumas-Cilacap, Yanuar menyebut, dapil ini sangat menantang. Berdasarkan perolehan suara pemilu sebelumnya, suara PKS untuk Banyumas-Cilacap total 120 ribu, dimana masing-masing mendapatkan 4 kursi. Namun, untuk suara DPR RI, PKS hanya mendapatkan 80 ribu, sehingga tidak memperoleh kursi.
“Ada jarak yang cukup banyak antara perolehan suara DPRD kabupaten dan DPR RI, ini sangat disayangkan, karena kader PKS dikenal militan, begitu pula dengan pendukungnya, tetapi ternyata hal ini tidak berlaku untuk suara DPR RI pada pemilu lalu”, terangnya.
Mendapati fakta tersebut, sebagai mantan aktivis, Yanuar merasa tertantang. Menurutnya, ada celah yang bisa dimaksimalkan, yaitu dengan rajin turun dan membangun kedekatan dengan masyarakat, mengingat hal tersebut jarang dilakukan oleh incumbent ataupun para caleg DPR RI.
“Hal lain yang saya temukan di sini, money politik masih sangat masif, sehingga untuk melawannya harus dibangun emotional touch, kita hadir memberikan edukasi, berkenalan, membangun harapan mereka”, pungkasnya.