Antisipasi Banjir, Hendi Perintahkan Pengerukan Sungai dan Embung di Kota Semarang
METROJATENG.COM, SEMARANG – Pemerintah Kota Semarang secara serius berupaya mengantisipasi potensi bencana yang kerap terjadi setiap musim penghujan, yakni musibah banjir.
Seperti diketahui menurut BMKG, wilayah Jawa Tengah secara umum telah memasuki musim hujan sejak bulan Oktober 2021 dengan intensitas yang cukup tinggi. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi beserta jajarannya.
Untuk mencegah musibah banjir, walikota memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) untuk melakukan pembersihan dan pengerukan sampah di saluran air atau drainase.
Pengerukan menggunakan alat berat pun mulai terlihat dilakukan antara lain di Kali Sambiroto, saluran Taman Hasanudin, depan Rumah Sakit Wongsonegoro, saluran Jalan Gajah hingga Kali Seruni Tlogosari, dan juga pengerukan di embung Muktiharjo Kidul.
Walikota yang akrab disapa Hendi menuturkan, selain pembersihan saluran dan pengerukan sampah, pihaknya saat ini memiliki beberapa embung untuk pengendali banjir.
Salah satunya Embung Muktiharjo Kidul, yang saat ini juga mulai diakukan pengerukan sedimen dengan dibantu oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).
“Embung Muktiharjo ini memiliki area seluas 4 hektare, di mana tampungan yang dimiliki adalah 178.000 meter kubik. Harapannya. daerah sekira kolam retensi genangannya bisa ditampung di Embung Muktiharjo Kidul ini, untuk selanjutnya masuk ke Kali Tenggang,” terang walikota Hendi.
Sementara itu terkait optimalisasi fungsi rumah pompa, Hendi menekankan jika persoalan utama yang dihadapi adalah masalah sampah. Untuk itu, dia terus mengingatkan masyarakat untuk dapat selalu menjaga kebersihan Kota Semarang, dengan memastikan sampah dibuang pada tempat yang semestinya.
‘’Sebetulnya ancaman dari sistem pompa kita adalah sampah. Karenanya, kita akan terus berkoordinasi dengan warga sekitar untuk melakukan pembersihan sampah yang menyumbat saluran air. Saya berharap ke depannya semoga masyarakat jadi lebih peduli dan tidak membuang sampah ke sungai. Contohnya sekarang, begitu banyaknya sampah, ketika hujan deras, pompa jadi tersumbat,” pungkas Hendi.
Menurut data yang ada Kota Semarang memiliki rumah pompa sebanyak 52 rumah pompa dengan 119 unit pompa yang terbagi ke dalam empat wilayah, dan khusus yang berada di Rumah Pompa Muktiharjo Kidul memiliki dua unit pompa dengan kapasitas masing-masing 1.500 liter per detik sehingga total kapasitas 3.000 liter per detik.
Mesin penyedot air di rumah pompa ini bekerja selama 24 jam tanpa henti. Dan keberadaan rumah pompa tersebut juga terus dipantau, sehingga jika musim hujan datang sistem pengendalian banjir melalui rumah pompa dapat berfungsi dengan lancar. (m abduh)
Comments are closed.